MAKALAH
HADIST MAUDHU
DAN PERMASALAHANNYA
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ulumul Hadist
Dosen :
H.Andi
Mardian M.A
Di Susun
Oleh Kelompok 7 Pbs-B:
1. Fariska
Yosi Iryanti 122231065
2. Faridha Nur Azizah 122231064
3. Faradila
N.A 122231063
4. Fida’
azizah 122231066
5. Nafiq
Sholastika 122231107
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI SURAKATRA
TAHUN AJARAN 2012/2013
PENDAHULUAN
Di
samping Al-Quran sebagai salah satu kajian rujukan yang amat penting bagi umat
islam, adalah As-Sunnah sebagai sumber kedua sebagai bahan rujuan sekaligus
pedoman, petunjuk bagi umat islam. Namun dalam kenyataannya As-Sunnah tidak
semua di pakai. Karena As-Sunnah atau yang sering di sebut dengan al-Hadits
memiliki kiteria-kiteria khusus yang harus ada apa bila hasits itu sah di
pakai.
Hadist
maudu adalah hadis palsu yang akan kita pelajari lebih dalam makalah ini.
Adapun juga tentang permasalahan tentang hadits maudu dan perbedaan dengan
hadits-hadits lainnya.
PEMBAHASAAN
A.
PENGERTIAN
HADIST MAUDHU’
Hadist
maudhu’ adalah hadist buatan dan palsu yang dinisbatkan seakan-akan berasal
dari Nabi SAW. Hadist maudhu’ sering dimasukkan ke dalam jenis hadist dla’if
yang disebabkan oleh tidak terpenuhinnya syarat ke adilan periwayat, Sementara
ada sebagian ulama yang tidak memasukkan hadist maudhu’ kedalam jenis hadist
dla’if tetap merupakan bagian tersendiri.
Pengertian hadist
maudhu’ adalah hadist yang disandarkan kepada RasulullahSAW, dengan dusta dan
tidak ada kaitanyang hakiki dengan Rasulullah.Bahkan, sebenarnya ia bukan
hadist,
hanya saja paraulma
menamainny hadist mngingat adanya anggapan rawinya bahwa hal ituadalah hadist.[1]
Indikasi
ke-maudhu’ an hadist yang berkaitan dengan sanad:
1. Periwayatnya
dikenal sebagai pendusta, dan tidak ada jalur lain yang periwayatnya tsiqoh
meriwayatkan hadist itu.
2. Periwayatnya
mengakui sendiri membuat hadist tersebut.
3. Ditemukan
indikasi yang semakna dengan pengakuan memalsukan hadist seperti seorang
periwayat yang meriwayatkan hadist dari orang yang dinyatakannya wafat sebelum
ia sendiri lahir.[2]
B.
SEJARAH
MUNCULNYA HADIST MAUDHU’
Masuknya secara missal penganut
agama lain ke dalam Islam, yang merupakan akibat dari keberhasilan dakwah
Islamiyah ke seluruh pelosok dunia, secara tidak langsung menjadi factor
munculnya hadist-hadist palsu. Kita tidak bisa menafikkan bahwa masuknya mereka
ke Islam, di samping ada yang benar-benar ikhlas tertarik dengan ajaran Islam
yang dibawa oleh para da’i, ada juga segolongan mereka yang menganut agama
Islam hanya karena terpaksa tunduk pada kekuasaan Islam pada waktu itu.
Golongan ini kita kenal dengan kaum munafik.
Penyebaran
hadist maudhu’ pada masa pemerintahan Sayyidina Utsman bin Affan mulai
menaburkan benih-benih fitnah, tetapi pada masa ini belum begitu meluas karena
masih banyak sahabat ulama yang masih hidup dan mengetahui dengan penuh yakin
akan kepalsuan suatu hadist. Para sahabat ini mengetahui bahaya dari hadist maudhu’ karena ada ancaman yang keras
dikeluarkan olen Nabi SAW terhadap orang yang memalsukan hadist,[3].
Faktor-faktor
Penyebab Munculnya Hadist Maudhu’:
1.
Pertentangan
Politik dalam Soal Pemilihan Khalifah
Pertentangan
di antara umat islam timbul setelah terjadinya pembunuhan terhadap khalifah
Utsman bin Affan oleh para pemberontak dan kekhalifahan digantikan oleh Ali bin
Abi Thalib.
Umat
islam pada masa itu terpecah-belah menjadi beberapa golongan, seperti golongan
yang ingin menuntut bela terhadap kematian khalifah Utsman dan golongan yang
mendukung kekhalifahan Sayyidina Ali (Syi’ah). Setelah perang Siffin, muncul
pula beberapa golongan lainnya, seperti Khawarij dan golongan pendukung
Muawiyyah.
Di
antara golongan-golongan tersebut, untuk mendukung golongannya masing-masing,
mereka membuat hadist palsu. Yang pertama dan yang paling banyak membuat hadist
maudhu’ adalah dari golongan Syi’ah
dan Rafidhah.[4]
2.
Asanya
Kesengajaan dari Pihak Lain untuk Merusak Ajaran Islam
Golongan ini adalah terdiri dari
golongan Zindiq, Yahudi, Majusi, dan Nasrani yang senantiasa menyimpan dendam
terhadap agama islam. Mereka tidak mampu untuk melawan kekuatan islam secara
terbuka maka mereka mengambil jalan yang buruk ini. Mereka menciptakan sejumlah
besar hadist maudhu’ dengan tujuan
merusak ajaran islam.
Faktor ini merupakan factor awal
munculnya hadist maudhu’. Hal ini berdasarkan peristiwa Abdullah bin Saba’ yang
mencoba memecah-belah umat Islam dengan mengaku kecintaannya kepada Ahli Bait.
Sejarah mencatatbahwa ia adalah seorang Yahudi yang berpura-pura memeluk agama
Islam. Oleh sebab itu, ia berani menciptakan hadist maudhu’ pada saat masih banyak sahabat ulama masih hidup.
Tokoh-tokoh terkenal yang membuat hadist
maudhu’ dari kalangan orang zindiq
ini, adalah:
a.
Abdul Karim bin Abi
Al-Auja, telah membuat sekitar 4000 hadist maudhu’
tentang hukum halal-haram. Akhirnya, ia dihukum mati olen Muhammad bin
Sulaiman, Walikota Bashrah.
b. Muhammad
bin Sa’id Al-Mashlub, yang akhirnya dibunuh oleh Abu Ja’far Al-Mashur.
c. Bayan
bin Sam’an Al-Mahdy, yang akhirnya dihukum mati oleh Khalid bin Abdillah.[5]
3.
Membangkitkan
Gairah Beribadah untuk Mendekatkan Diri Kepada
Allah
Mereka
membuat hadist-hadist palsu dengan tujuan menarik orang untuk lebih mendekatkan
diri kepada Allah, melalui amalan-amalan yang mereka ciptakan, atau
dorongan-dorongan untuk meningkatkan amal, melalui hadist tarhib wa targhib (anjuran-anjuran untuk meninggalkan yang tidak
baik dan untuk mengerjakan yang dipandangnya baik) dengan cara berlebihan.[6]
4.
Menjilat
Para Penguasa untuk Mencari Kedudukan atau Hadiah
Ulama-ulama
membuat hadist palsu ini untuk membenarkan perbuatan-perbuatan para penguasa
sehingga dari perbuatannya tersebut, mereka mendapat upah dengan diberi
kedudukan atau harta.
Sebab-sebab
Pemalsuan Hadist dan kelompok-kelompok Pemalsuannya;
1.
Sebab pemalsuan hadis
yang pertama kali muncul adalah adanya prselisihan yang melanda kaum Muslimin
yang bersumber pada fitnah dan kasus-kasus yang mengikutinya yakni umat Islam
menjdi beberapa kelompok.
2.
Permusuhan terhadap
Islam dan untuk menjelek-jelekkannya. Yaitu upaya yang ditempuh oleh
orang-orang zindik, lebih-lebih oleh keturunan bangsa-bangsa yang terkalahkan
oleh umat Islam.
3.
Upaya untuk memperoleh
fasilitas duniawi, seperti pendekatan kepada pemerintah atau upayamengumpulkan
manusia ke dalam majelis,seperti yang dilakukan oleh para juru cerita dan para
peminta-minta. Dampak negative kelompok ini sangat besar.
Kepalsuan
yang terjadi pada hadis seorang rawi tanpa disengaja, seperti kesalahannya
menyandarkan kepada Nabi SAW.[7]
a) Pemberantasan Hadis Palsu dan
MediaTerpenting untuk Memberantasnya
Para ulama mengambil langkah untuk memerangi pemalsu hadis dan menghindarkan bahaya para pemalsu. Untuk itu, merekamenggunakan berbagai metodologi yang cukup untuk kesimpulannya sebagai berikut:
Meneliti karakteristik para rawi dengan mengamati tingkah laku dan riwayat mereka.
Para ulama mengambil langkah untuk memerangi pemalsu hadis dan menghindarkan bahaya para pemalsu. Untuk itu, merekamenggunakan berbagai metodologi yang cukup untuk kesimpulannya sebagai berikut:
Meneliti karakteristik para rawi dengan mengamati tingkah laku dan riwayat mereka.
b) Memberi peringatan keras kepada para
pendusta dan mengungkap-ungkap kejelekan mereka, mengumumkan kedustaan mereka
kepada para pemuka masyarakat.
c) Pencarian sanad hadis, sehingga
mereka tidak menerima hadis yang tidak bersanad, bahkan hadis yang demikian
mereka anggap sebagai hadis yang batil.
d) Menguji kebenaran hadis dengan
membandingkannya dengan riwayat yang melalui jalur lain dan hadi-hadis yang
telah diakui keberadaannya.
e) Menetapkan pedoman-pedomanuntuk
mengungkapkan hadis maudhu’.
f) Menyusun kitab himpunan
hadis-hadismaudhu’ untuk member penerangan dan peringatan kepada masyarakt
tentang keberadaan hadis-hadis tersebut.[8]
CIRI-CIRI HADIS MAUDHU’
1. Ciri-ciri yang Terdapat
pada Sanad
a. Rawi
tersebut terkenal berdusta (seorang pendusta).
b. Pengakuan
dari si pembuat sendiri.
c. Kenyataan
sejarah mereka tidak mungkin bertemu, misalnya ada pengakuan dari seorang rawi
bahwa ia menerima hadist dari seorang guru, padahal ia tidak pernah bertemu
dengan guru tersebut, atau lahir sesudah guru tersebut meninggal.
d. Keadaan
rawi dan factor-faktor yang mendorongnya membuat
hadist maudhu’.
2. Ciri-ciri yang Terdapat
pada Matan
a.
Keburukan
susunan lafazhnya
b.
Kerusakan
maknanya.
Ciri-ciri Hadis Maudhu’ pada rawinya
1.
Mengakui
telah memalsukan hadis, seprti Abu ‘Ishmah Nuh bin Abu Maryam dan Maisarah bin
‘Abdi Rabbih.
2.
Tidak sesuai dengan fakta sejarah, sperti yang
terjadi pada al-Ma’mun bin Ahmad yang menyatakan bahwa al-Hasan menerima hadis
dari Abu Hurairah sehubungan dengan adanya perbedaan pendapat dalam
masalah-masalahini.
3.
Ada
gejala-gejala para rawi bahwa ia berdusta dengan hadis yang besangkutan.
Ciri-ciri Hadis Maudhu’ pada Matan.
a)
Kerancuan
redaksi atau makna hadis.
b)
Setelah
diadakan penelitian terhdap suatu hadis ternyata menurut ahli hadis tidak terdapat
dalam hafalan para rawidan tidak terdapat dalam kitab-kitab hadis, setelah
penelitiandan pembukuan hadis sempurna.
c)
Hadisnya
menyalahi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
d)
Hadisnya
bertentangan dengn petunjuk Al-Quran yang pasti.[9]
KITAB-KITAB YANG MEMUAT
HADIST MAUDHU’
1. Al-Maudhu’ ‘Al-Kubra,
karya Ibn Al-Jausy (Ulama yang paling awal menulis dalam ilmu ini)
2. Al-La’ali Al-Mashnu’ah
fi Al-Ahadist Al-Maudhu’ah, karya As-Suyuthi.
3. Tanzihu Asy-Syari’ah
Al-Marfu’ah ‘an Al-Ahadits Asy-Syani’ah Al-Maudhu’ah,
karya Ibnu ‘Iraq Al-Kittani.
PENUTUP
KESIMPULAN
Hadist
maudhu’ adalah hadist buatan dan palsu yang dinisbatkan seakan-akan berasal
dari Nabi SAW.
Faktor-faktor Penyebab Munculnya
Hadist Maudhu’:
1. Pertentangan
Politik dalam Soal Pemilihan Khalifah.
2. Asanya
Kesengajaan dari Pihak Lain untuk Merusak Ajaran Islam.
3.
Membangkitkan Gairah
Beribadah untuk Mendekatkan Diri Kepada
Allah.
4.
Menjilat Para Penguasa
untuk Mencari Kedudukan atau Hadiah.
Sebab-sebab
Pemalsuan Hadist dan kelompok-kelompok Pemalsuannya;
1.
Sebab pemalsuan hadis
yang pertama kali muncul adalah adanya prselisihan yang melanda kaum Muslimin
yang bersumber pada fitnah dan kasus-kasus yang mengikutinya yakni umat Islam
menjdi beberapa kelompok.
2.
Permusuhan terhadap
Islam dan untuk menjelek-jelekkannya. Yaitu upaya yang ditempuh oleh
orang-orang zindik, lebih-lebih oleh keturunan bangsa-bangsa yang terkalahkan
oleh umat Islam.
3.
Upaya untuk memperoleh
fasilitas duniawi, seperti pendekatan kepada pemerintah atau upayamengumpulkan
manusia ke dalam majelis,seperti yang dilakukan oleh para juru cerita dan para
peminta-minta. Dampak negative kelompok ini sangat besar.
CIRI-CIRI
HADIS MAUDHU’
1.
Ciri-ciri yang Terdapat
pada Sanad.
2.
Ciri-ciri yang Terdapat
pada Matan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus
Solahudin. Ulumul Hadist.
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Kasman. Hadist Dalam Pandangan Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Mitra Pustaka. 2012.
Nurrudin, Ulumul Hadis.PT Remaja Rosdakarya Bandung. Cetakan pertama. 2012
4 comments:
Syukron fariska, makalahnya bermanfaat banget.
wahh, gak sengaja buka blognya anak IAIN juga hehe :-D
thanks (y)
Albani?
Assalamualaikum kak
Izin copast ya kak 🙏🙏🙏
Post a Comment