Thursday, July 3, 2014

TEORI KONSUMSI DALAM ISLAMI



TEORI KONSUMSI DALAM ISLAMI
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Pengantar Ekonomi Mikro
Dosen : Harun Santoso. MEI
Di Susun Oleh:
                                    Fariska Yosi Iryanti    (122231065)
                                    Fida’ Azizah               (122231066)
                                    Fitria Illa Wahyu Y     (122231070)
                                    Isti Wijayanti              (122231082)
PRODI PERBANKAN SYARIAH
JURUSAN EKONOMIKA DAN BISNIS ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

KATA PENGANTAR

          Segala puji bagi Allah Swt., Tuhan Semesta Alam. Shalawat dan salam semoga senatiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw., keluarga, sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman nanti.
            Pemakalah ingin mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan  yang telah menggunakan makalah ini, serta memberikan banyak sekali saran, masukan dan inspirasi untuk dapat lebih efektif  dalam menyampaikan hasil diskusi oleh team pemakalah. Pikiran yang jernih, inspirasi dan ketekunan pemakalah ini tidak akan terwujud tanpa dukungan penuh oleh sahabat dan keluarga yang dengan kasih sayangnya member ketenangan dan dukungan untuk menyelesaikan makalah teori konsumsi islam ini.
Akhirul kata pemakalah berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi peserta sebagai ilmu pengetahuan dan bisnis.






Surakarta, Oktober 2013

Pemakalah

 DAFTAR ISI

Cover                                                                                      1
Kata pengantar                                                                        2
Daftar isi                                                                                 3
Pendahuluan                                                                            4
Pembahasan                                                                            5
Menurut Al-Ghazali                                                       5
Cara Memaksimumkan Nilai Guna                               6
Syarat Pemaksimuman Nilai Guna                                7
Fungsi Nilai Guna (Utility)                                            7
Budget Constrain                                                                    9
Optimal Solution                                                           10
Penutupan                                                                                         12
Kesimpulan                                                                             12
Daftar Pustaka                                                                        14



PENDAHULUAN

          Sebuah mekanisme yang terkadang tanpa pernah kita sadari, lebih dari berjuta-juta komoditi atau jasa tersedia, tetapi kita berhasil untuk rangkaian dan jasa tersebut. Ketika membuat pilihan kita membuat pilihan penilaian tertentu tentang nilai relatif segala komoditas yang berjuta-juta jenis tersebut. Sekitar 500 tahun setelah hijrahnya Rasulullah, Imam al-Ghazali, telah mampu menuliskan bagaimana fungsi kesejahteraan, utilitas (kepuasan) dan maxinizer seorang muslim terbentuk.  Fungsi utilitas, atau kepuasan yang merupakan penentu apakah suatu barang lebih disukai atau tidak dengan barang lain. Dengan demikian teori konsumsi sangatlah dipengaruhi oleh fungsi utilitas.













PEMBAHASAN

A.   Menurut Al-Ghazali
Dalam meningkatkan kesejahteraan sosial, Imam Al-Ghazali mengelompokkan dan mengidentifikasi semua masalah baik yang berupa masalih(utilitas, manfaat) maupun mafasid (disutilitas, kerusakan) dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.
Menurut Al-Ghazali kesejahteraan (mashlahah) dari suatu masyarakat tergantung kepada pencarian dan pemiliharaan lima tujuan dasar:[1]
a)      Agama (ad-dien)
b)      Hidup atau jiwa (nafs)
c)      Keluarga atau keturunan (nasl)
d)     Harta atau kekayaan (maal)
e)      Intelek atau akal (aql)
Selanjutnya ia mengidentifakasi tiga alasan mengapa seseorang melakukan aktrifitas-aktifItas ekonomi :
a)      Mencukupi kebutuhan hidup yang bersangkutan
b)      Mensejahterakan keluarga
c)      Membantu orang lain yang membutuhkan
Jelaslah bahwa Ghazali tidak hanya menyadari keinginan manusia untuk mengumpulkan kekayaan, tetapi juga kebutuhannya untuk persiapan di masa depan. Namun demikian ia memperingatkan bahwa jika semangat ”selalu ingin lebih”  ini menjurus kepada keserakahan dan pengejaran nafsu pribadi maka hal itu pantas dikutuk.
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan:
1.      Pendekatan nilai guna (utiliti) kardinal
Dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif.
2.      Pendekatan nilai guna ordinal
Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuantifikasi.
Teori Nilai Guna (utiliti)
Dalam membahas mengenai nilai guna perlu dibedakan diantara dua pengertian:
1.      Nilai Guna Total
Dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan jumlah barang tertentu.
2.      Nilai Guna Marginal
Pertambahan (pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan atau (pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.[2]

B.   Cara Memaksimumkan Nilai Guna
Dalam kenyataan yang sebenarnya harga nilai barang adalah berbeda disebabkan oleh perbedaan harga tersebut pemaksimuman nilai guna tidak akan tercapai kalau digunakan syarat pemaksimuman dalam kepuasan. Contoh, Harga barang A adalah tiga kali dari harga barang B dan nilai guna marginal kedua barang tersebut sama besarnya. Berdasarkan dengan kepada permisalan ini barang manakah yang akan memberi tambahan kepuasan (tambahan nilai guna) yang lebih besar? Ia akan diperoleh  apabila yang dibeli dan dikonsumsikan adalah barang B dan bukan barang A. Satu unit barang nilai B akan memberi nilai guna marginal yang sama besarnya dengan barang A, tetapi untuk memperolehnya ia cukup mengeluarkan sebanyak sepertiga dari harga barang A, dan sekiranya konsumen tersebut membeli tiga barang B, nilai guna tambahan yang akan diperoleh adalah tiga kali daripada nilai guna tambahan yang diperoleh dari mengkonsumsikan barang A, sedangkan jumlah uang yang dibayar adalah sama besarnya.

C.   Syarat Pemaksimuman Nilai Guna
Syarat yang harus dipenuhi adalah setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya. Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang dikonsumsikannya apabila perbandingan nilai guna marginal berbagai barang tersebut adalah sama dengan perbandingan barang-barang tersebut.
Ada dua faktor yang menyebabkan permintaan ke atas suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan:
a)      Efek penggantian
Perubahan harga suatu barang menyebabkan nilai guna marginal perupiah dari barang yang mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna marginal perupiah yang di wujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah.
b)      Efek pendapatan
Kalau pendapatan mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil menjadi sedikit dengan perkataan lain, kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya.[3]
D.   Fungsi Nilai Guna (Utility)[4]
Dalam ilmu ekonomi tingkat kepuasan (utility function) di gambarkan oleh kurva indiferen (indifference curv). Biasanya yang di gambarkan adalah  utility function barang atau jasa yang keduanya disukai oleh konsumen.
Dalam membangun teori utility function digunakan tiga aksioma pilihan rasional:
1.      Completeness
Mengatakan bahwa setiap individu slalu dapat menentukan keadaan mana yang lebih di sukainya diantara dua keadaan.
2.      Transitivity
Ini memastikan adanya konsistensi internal dalam diri individu dalam mengambil keputusan.
3.      Continuity Aksioma ini menjelaskan tentang jika seorang individu mengatakan “A lebih disukai daripada B,”maka keadaan yang mendekati A pasti juga lebih disukai draipada B.
Ketiga asumsi ini dapat kita terjemahkan ke dalam bentuk geometris yang selanjutnya lebih sering kita kenal dengan kurva indiferen( selanjutnya kita tulis IC). IC adalah sebuah kurva yang melambangkan tingkat kepuasaan konstan, atau sebagai tempat kedudukan masing-masing titik yang melambangkan kombinasi dua macam kombinasi atau lebih yang memberikan tingkat kepuasan yang sama.
Kombinasi titik yang berbeda pada kurva indifference yang sama memberikan tingkat kepuasan yang sama, sedangkan bila berada pada kurva indifference yang berbeda maka memiliki tingkat kepuasan yang berbeda pula.
Tingkat Substitusi Marginal
Tingkat kesediaan untuk menukar komoditas dengan komuditas lain inilah yang dalam literatur konvensional kita kenal dengan subtistusi marginal x untuk y, atau MRSxy yaitu :
            MRSxy= =
MRSxy= jumlah unit komoditas y yang harus dikorbankan untuk mendapatkan tambahan satu unit komoditas x, dalam tingkat kepuasan yang sama.[5]
Increasing Utiliti
            Semakin tinggi indeferen curve berarti semakin banyak yang dapat di konsumsi, yang berarti semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen. Contoh, kepuasan yang di dapat dari mengkonsumsi piring pertama soto ayam lebih tinggi daripada kepuasan mengkonsumsi soto ayam piring kedua, ketiga, dan seterusnya.
            Dalam islam cara pikir ini juga di temukan Rosullullah SAW bersabda,” orang beriman yang kuat lebih baik dan lebih di cintai dari pada orang beriman yang lemah”. Dalam hadist lain bermakna, “ iri hati itu dilarang kecuali terhadap dua jenis orang yaitu, orang berilmu yang mengamalkan dan mengajarkan ilmunya, dam orang yang kaya yang membelanjakan hartanya di jalan Allah.”. jadi dalam konsep islam pun di akui bahwa yang melebihi banyak (tentunya yang halal) lebih baik.
Barang  Halal, Haram, Dan Analisis Kurva Indifference
Kesejahteraan konsumen akan meningkat jika ia mengkonsumsi lebih banyak barang yang bermanfaat, halal dan mengurangi mengkonsumsi barang yang buruk atau haram. Dalam islam sudah jelas dan cukup rinci menklasifikasikan mana barang halal dan mana barang buruk. Islam juga menghalalkan apa yang sudah di tetapkan haram dan mengharamkan apa yang sudah menjadi halal.[6]
(QS. Al- Maidah : 87-88)
Surplus Konsumen
            Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang dinikamati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini dalam, analisis ekonomi di kenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan di antara kepuasan yang diperoleh seseorang di dalam mengkonsumsi sejumlah barang dengan pembayaran yag harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang di peroleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat.[7]
E.        Budget Constrain
Rasulullah SAW pernah menggambarkan hubungan antara cita-cita atau keinginan manusia dengan hambatan yang dijumpainya. Beliau menggambar empat persegi panjang. Kemudian dari tengah-tengah ditarik garis panjang sampai keluar. Kemudian beliau menggambarkan garis pendek-pendek disebelah garis yang ditengah, seraya berkata bahwa “ini adalah manusia dan empat persegi panjang yang mengelilinginya adalah ajal. Garis yang diluar ini adalah cita-citanya. Serta garis yang pendek-pendek adalah hambatan-hambatannya. Apabila ia dapat menghadapi hambatan yang satu, maka ia akan menghadapi hambatan yang lain. Dan apabila ia dapat mengatasi hambatan yang lain, maka ia akan menghadapihambatan yang lain lagi.” [8]
Visualisasi Hadits Rasulullah tentang keinginan Manusia dalam hidupnya
Dalam teori konsumsi, hadits tentang cita-cita dan segala macam hambatan ini bisa digunakan untuk menerangkan tentang batasan seseorang dalam memaksimalkan utility konsumsinya. Selain faktor norma konsumsi dalam Islam, keinginan untuk memaksimalkan utility function ditentukan juga oleH berapa dana yang tersedia untuk membeli kedua jenis barang tersebut. Batasan ini disebut budget constrain, yang secara matematis ditulis :
I = PxX + PyY
Persamaan tersebut dapat dijelaskan dalam grafik persamaan garis budget. Kombinasi titik dibawah budget line menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk mengkonsumsi barang x dan barang y. Jumlah dana yang digunakan tersebut lebih kecil daripada dana yang tersedia (daerah yang diarsir).
F.  Optimal Solution
Sesuai asumsi rasionalitas, maka konsumsi seorang muslim akan selalu rasional. Oleh sebab itu, pengambilan keputusan selalu didasarkan pada perbandingan antar berbagai preferensi, peluang dan manfaat serta mudharat yang ada. Konsumen yang rasional selalu berusaha menggapai preferensi tertinggi dari peluang dan manfaat yang tersedia. Konsumen yang rasional akan memilih kombinasi komoditas yang akan memberikan utilitas paling besar. Utilitas di sini meliputi maslahah dan mudharat yang ditimbulkan dari mengkonsumsi komoditas tersebut. Kombinasi konsumsi yang memberikan kepuasan konsumen muslim secara maksimal adalah optimalitas atau titik optimal bagi konsumen. Dimana kepuasan maksimum seorang konsumen terjadi pada titik persinggungan antara kurva indiferen dan budget line. Pilihan optimalisasi konsumen ada dua cara, yaitu :
a.                   Memaksimalkan utility function pada budget line tertentu
b.                  Meminimalkan budget line pada utility function tertentu[9]














PENUTUP
KESIMPULAN

Menurut Al-Ghazali kesejahteraan (mashlahah) dari suatu masyarakat tergantung kepada pencarian dan pemiliharaan lima tujuan dasar:
f)       Agama (ad-dien).
g)      Hidup atau jiwa (nafs).
h)      Keluarga atau keturunan (nasl).
i)        Harta atau kekayaan (maal).
j)        Intelek atau akal (aql).
Selanjutnya ia mengidentifakasi tiga alasan mengapa seseorang melakukan aktrifitas-aktifItas ekonomi :
d)     Mencukupi kebutuhan hidup yang bersangkutan.
e)      Mensejahterakan keluarga.
f)       Membantu orang lain yang membutuhkan.
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan:
1.      Pendekatan nilai guna (utiliti) kardinal
2.      Pendekatan nilai guna ordinal
Dalam membahas mengenai nilai guna perlu dibedakan diantara dua pengertian:
1.      Nilai Guna Total
2.      Nilai Guna Marginal
Ada dua faktor yang menyebabkan permintaan ke atas suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan:
c)      Efek penggantian
d)     Efek pendapatan
Dalam membangun teori utility function digunakan tiga aksioma pilihan rasional:
1.      Completeness
2.      Transitivity
3.      Continuity



















DAFTAR PUSTAKA

Ir. Adiwarman A. Karim,S.E.,M.B.A.,M.A.E.P. 2012. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta. PT Rajawali Pers.
Sadano Sukirno. 2006. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada.
http://wwws.teorikonsumsiislam.co.id/


[1]Adi Warman A. Karim. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta. PT Rajawali Pers.2012. H.61-63
[2] Sadono Sukirno. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta. Pt Rajagrafindo Persada. 2006. H.154
[3] Ibid. h.157-158
[4] Adi Warman A. Karim. Op cit .h.64
[5] Adi Warman A. Karim.op cit.h. 65-67
[6] Adi Warman A. Karim.op cit.h.68
[7] Sadono Sukirno.op cit.h.162
[8] http://www.teorikonsumsiislam.co.id/
[9] http://www.teorikonsumsiislam.co.id/

No comments: