Sunday, May 7, 2017

(JURNAL )PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB), NILAI TUKAR (KURS), DAN JUMLAH UANG BEREDAR (JUB) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2008-2015

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), PRODUK DOMESTIK

BRUTO  (PDB), NILAI TUKAR (KURS), DAN JUMLAH UANG BEREDAR (JUB) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA)

BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2008-2015

 

 

FARISKA YOSI IRYANTI


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Institut Agama Islam Negeri Surakarta

 

ABSTRACT

This  research  aims  to  explain  the  influence  analysis  of Inflation, Bi Rate, Gross Domestic Bruto, Exchange Rate, and Money Supply  to  the Return On Asset  (ROA)  of  Syariah Mandiri Bank  period  2008-2015. This  research  sample  gained from  one Islamic banks. The Islamic bank is Syariah Mandiri Bank. The data used in this research were obtained from the Financial Report of Syariah Mandiri Bank  quarterly  publication  through  each  website.
Data analysis techniques used in this study is multiple regression analysis where previously the data had been tested with the classical assumptions include normality test data, heteroscedasticity, multicollinearity and autocorrelation. During the period pangamatan research data shows that the normal distribution. Under the normality test, multicollinearity, heteroscedasticity test, and test variables autokorelasitidak found that deviate from the classical assumptions. This shows the available data has been qualified using multiple linear regression equation model.
The results show  that Bi Rate and money supply have a negative  effect and significant on return on assets of  Syariah Mandiri Bank. inflation has a positive effect and significant on return on assets  of  Syariah Mandiri Bank. Whereas  Gross Domestic Product, and exchange rate have no signficant effect on Retun on Assets of Syariah Mandiri Bank.
Keywords: inflation, Bi  Rate, Gross  Domestic Product,  money supply, exchange rate,  Return  On  Assets.
1.        PENDAHULUAN
1.1    Literatur Review
Kemampuan bank dalam memperoleh profit tergantung pada kemampuan manajemen bank secara internal dan ekternal. Faktor internal adalah faktor mikro yang langsung berkaitan dengan operasianal bank itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal adalah varibel-variabel yang mempengaruhi manajemen bank secara tidak langsung tetapi secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap perekonomian dan lembaga keuangan (Haron, 1996).
Faktor ekternal adalah faktor dari analisis lingkungan makro ekonomi. Dan variabel yang di gunakan pada makro ekonomi adalah inflasi, suku bunga, nilai tukar dan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Dimana faktor makro ekonomi ini pada krisis tahun 2008 sangat mempengaruhi perekonomian di Indonesia (Haron, 1996).
Pada teori ekonomi makro, inflasi selalu berkaitan dengan jumlah uang yang beredar dan kebijakan moneter yang diambil pemerintah melalui bank sentral. Pemerintah bisa mengendalikan jumlah uang yang beredar dengan mempengaruhi proses penciptaan uang. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan kebijakan moneter melalui tingkat suku bunga sehingga jumlah uang yang beredar bisa dikontrol (Boediono, 1999).
Melalui tingkat bunga inilah pemerintah dapat mempengaruhi pengeluaran investasi, permintaan agregat, tingkat harga serta PDB riil. Selain itu pemerintah juga dapat mengatur tingkat  suku bunga Bank Indonesia atau Bi Rate. Dengan begitu keuntungan bank dari sisi bunga sangat ditentukan kondisi ekonomi makro serta regulasi atau kebijakan pemerintah (Boediono, 1999).
Berdasarkan penelitianya terdahulu, Sahara (2013) menyatakan bahwa suku bunga BI  berpengaruh  negatif  terhadap ROA.  Namun  pada  pengujian  inflasi dan  produk  domestik  bruto menunjukkan  hasil  bahwa  terdapat pengaruh  positif  terhadap ROA. Dan secara  bersama-sama  inflasi,  suku bunga BI, dan produk domestik bruto (PDB)  berpengaruh  signifikan terhadap ROA.
Hasil penelitian tersebut ternyata juga sama dengan hasil penelitian dari Julfiah dan Wibowo (2014) yang menyatakan bahwa Bi Rate berpengaruh negatif  terhadap ROA,  namun  inflasi tidak  berpengaruh  terhadap  ROA. Sedangkan  hasil penelitian dari Saputra (2015) secara parsial  menunjukkan  bahwa  suku  bunga  Bank  Indonesia berpengaruh  negatif  dan  signifikan  terhadap ROA  bank  syariah. Kurs  berpengaruh positif  dan  signifikan  terhadap  ROA  bank  syariah.
Sedangkan  inflasi,  Produk Domestik  Bruto,  dan  jumlah  uang  beredar  tidak  berpengaruh  terhadap  ROA  bank syariah di Indonesia. Hal ini juga sama di kemukaan pada penelitian Wibowo (2013) yang menyatakan bahwa inflasi dan Suku Bunga tidak perpengaruh terhadap ROA. Dari sini masih terlihat jelas bahwa masih adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu sehingga variabel makro ekonomi masih perlu dikaji kembali.



1.2    Masalah
1.         Terjadi sebuah research gap antara penelitian Ayu Yunita Sahara yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap ROA, sedangkan menurut Fitri Julfiah dan Joni Susilo Wibowo menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap ROA.
2.         Terjadi sebuah research gap antara penelitian Ayu Yunita Sahara yang menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh negative terhadap ROA, sedangkan menurut Edhi Satriyo Wibowo menyatakan bahwa suku bunga tidak berpengaruh terhadap ROA.
3.         Terjadi sebuah research gap antara penelitian Ayu Yunita Sahara yang menyatakan bahwa Produk Domestik Bruto berpengaruh positif terhadap ROA, sedangkan menurut Anas Tinton Saputra menyatakan bahwa Produk Domestik Bruto tidak berpengaruh terhadap ROA.
4.         Membuktikan nilai tukar mempengaruhi atau tidak terhadap rasio keuangan bank, yaitu ROA. Karena pada dasarnya nilai tukar atau kurs yang menurun mempengaruhi daya beli dari pendapatan atau keuntungan yang di dapat dari investasi, investasi yang menurun mempengaruhi rasio keuangan bank.
5.         Membuktikan jumlah uang yang beredar menurut Anas Tinton Saputra menyatakan bahwa jumlah uang beredar tidak berpengaruh terhadap ROA. Berbeda dengan teori yang dikemukan Amirus Sodiq yang menyatakan banyaknya jumlah uang beredar mengakibatkan inflasi yang mempengaruhi turunnya nilai tabungan riil masyarakat di bank.
2.    METODE PENELITIAN
Waktu penelitian ini dilakukan selama 5 bulan dari bulan februari sampai bulan juni tahun 2016. Dengan jadwal penelitian yang sudah terlampirkan. Pada penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah Bank Syariah Mandiri, dimana bank mandiri syariah termasuk bank devisa dan sudah menerbitkan laporan keuangan triwulan secara berkala. Adapun yang akan dibahas hanya terbatas pada seberapa besar pengaruh inflasi (X1), suku bunga (X2), PDB (X3), kurs (X4) dan jumlah uang beredar (X5) terhadap variabel dependen, yaitu profitabilitas Bank Syariah Mandiri yang diukur dari ROA.

Populasi  adalah  suatu  kesatuan  individu  atau  subjek  pada wilayah  dan waktu serta dengan kualitas tertentu yang akan diamati/diteliti (Supardi, 2005: 101). Populasi dalam penelitian  ini  adalah laporan keuangan Bank Syariah Mandiri  pada  tahun  2008-2015. 
Sampel yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  Bank Syariah Mandiri dengan  laporan  keuangan  triwulan telah  dipublikasi  Bank  Indonesia  periode  2008  sampai dengan  tahun 2015 yang berjumlah 32. Data yang akan digunakan dalam sample diperoleh dari website Bank Indonesia maupun website resmi bank yang bersangkutan.

Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara. Sumber data yang  digunakan  ini  diperoleh  melalui  penelusuran  dari  media  internet  dari  www. bi.go.id, website resmi badan pusat statisk  dan  website  resmi  bank  yang  bersangkutan.  Sumber  penunjang  lainnya berupa jurnal yang diperlukan, dan sumber-sumber lain yang dapat digunakan dalam penelitian ini (Stiawan, 2009).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah.
a.         Variabel Dependen, variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel  independen  (Supomo, 1999: 63).  Dalam  penelitian  ini  variabel dependen adalah profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA).
b.        Variabel Independen, variabel  independen  adalah  tipe  variabel yang  menjelaskan  atau mempengaruhi  variabel  yang  lain  (Supomo, 1999: 63).  Variabel-variabel independen  yang  akan  diuji  dalam  penelitian  ini  adalah  inflasi, suku bunga, PDB, kurs dan jumlah uang beredar.


Dalam variabel yang dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas. Dilihat dari sudut pandang para investor adalah profitabilitas adalah salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang dengan meilihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas bank tersebut. Indikator ini sangat penting untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan oleh investor di suatu bank memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor. Dan rasio yang di gunakan untuk mengukur profitabilitas adalah ROA.
Rasio  Return  On  Asset    (ROA)  digunakan  untuk  mengukur  kemampuan perusahaan didalam usahanya memperoleh keuntungan dengan menggunakan yang  dimiliki.  ROA  merupakan  rasio  antara  laba  sebelum  pajak terhadap  rata-rata  total  aset.  Berdasarkan  ketentuan  Bank  Indonesia,  yang tercantum dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, secara matematis ROA dirumuskan sebagai berikut:

Laba bersih
---------------- x 100%
Laba di tahan
 
 


ROA=

Penelitian ini menggunakan beberapa variabel independen yang berupa variabel keuangan dalam bentuk rasio-rasio keuangan, yaitu antara lain :

a.         Pertumbuhan Inflasi
Inflasi merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga-harga dalam suatu tahun tertentu. Atau dengan kata lain adanya penurunan dari nilai mata uang yang berlaku (Rivai, 2009). Inflasi yang disediakan di Bank Indonesia maupun Badan Pusat Statistik berupa data inflasi bulanan. Pada penelitian ini menggunakan pertumbuhan inflasi data triwulan. Oleh karena itu inflasi dihitung berdasarkan

Pertumbuhan Inflasi = inflasi TW0 – inflasi TW1

 
 






pertumbuhan rata-rata inflasi per tiga bulan. Secara lebih rinci  perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:     

b.        Suku bunga 
Suku bunga yang digunakan dalam penelitian  ini  adalah Bi Rate. Bi Rate  adalah  suku  bunga  kebijakan  yang  mencerminkan  sikap  atau  stance kebijakan  moneter  yang  ditetapkan  oleh  bank  Indonesia  dan  diumumkan kepada  publik.  Sasaran  operasional  kebijakan  moneter  dalam mengimplementasikan Bi Rate dicerminkan pada perkembangan  suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight  (PUAB O/N). Pergerakan  di  suku  bunga PUAB  ini  diharapkan  akan  diikuti  oleh  perkembangan  di  suku  bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan (www.bi.go.id).
Bank  Indonesia  pada  umumnya  akan  menaikkan  BI  Rate  apabila inflasi  ke  depan  diperkirakan  melampaui  sasaran  yang  telah  ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan Bi Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah  sasaran  yang  telah ditetapkan  (www.bi.go.id). Dalam  penelitian Oktavia  (2009)  juga menggunakan  variabel BI  rate  untuk menunjukkan suku bunga.

c.         PDB
Pengertian PDB atau Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product adalah hasil output produksi dalam suatu perekonomian dengan tidak memperhitungkan pemilik faktor produksi dan hanya menghitung total produksi dalam suatu perekonomian saja. Pertumbuhan PDB diukur dengan membandingkan dengan PDB kurun waktu t dengan PDB kurun waktu t-1. Data yang digunakan adalah pertumbuhan triwulanan sesuai dengan data lain yang digunakan. Data langsung diambil dari BPS pertumbuhan PDB. Data yang disediakan sudah berupa data triwulanan.  PDB dapat dihitung dengan rumus (Iskandar, 2008):

Pertumbuhan PDB = PDB t0- PDB t1

 
 




d.        Kurs
Nilai  kurs  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  kurs  rupiah  terhadap dolar AS  yang diukur dalam  satuan Rupiah  (Rp/$)  yang  diperoleh dari Bank Indonesia  periode  januari  2008  sampai  dengan  desember  2015.  Kurs  yang digunakan  adalah  Jenis  kurs  yang digunakan  adalah kurs  tengah  (kurs  antara kurs jual dan kurs beli) dengan perhitungan sebagai berikut:


(kurs jual+kurs jual)
2
 
Kurs tengah=



e.         Jumlah Uang Beredar (M2)
Jumlah uang beredar yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah uang beredar dalam arti luas atau M2 yang diperoleh dari Statistik Ekonomi Moneter Indonesia  pada Bank  Indonesia  dan  dihitung  dalam  satuan milyar  rupiah  per tiga bulan periode januari 2008 sampai dengan desember 2015.

M2 = M1 + TD
 
 



a.         Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian  asumsi  klasik  dilakukan  agar memperoleh  hasil  regresi  yang  bisa dipertanggung jawabkan  dan  mempunyai  hasil  yang  tidak  bias.  Dari  pengujian tersebut asumsi-asumsi yang harus dipenuhi adalah  tidak  terdapat korelasi yang erat antara  variabel  independen  (multikolinearitas),  tidak  terdapat  korelasi  residual periode  t  dengan  t-1  (autokorelasi),  dan  tidak  terjadi  ketidaksamaan  varian  dari residual  satu  pengamatan  ke  pengamatan  yang  lain  (heterokedastisitas),  data  yang dihasilkan terdistribusi normal. Adapun pengujian asumsi klasik terdiri dari (Ghozali, 2001).

b.        Uji Ketepatan Modal

a)        Uji F-statistik
Pengujian  ini dilakukan untuk mengetahui ketepatan model apakah variabel bebas dengan variabel terikat sudah tepat (Ghozali, 2007).  Pengujian  ini  dilakukan  dengan  menggunakan  uji  dua  arah  dengan hipotesis sebagai berikut: 
                             i.               H0  =  Semua  variabel  independen  bukan  merupakan  penjelas  yang  signifikan terhadap variabel dependen.
                           ii.               H1 =  Semua  variabel  independen  secara  simultan  merupakan  penjelas  yang signifikan terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut : 
                             i.               H0 diterima dan H1 ditolak apabila Fhitung < Ftabel. Artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. 
                           ii.               H0 diterima dan H1 ditolak apabila Fhitung > Ftabel. Artinya variabel bebas secara  bersama-sama  berpengaruh  secara  signifikan  terhadap  variabel terikat.
b)      Uji koefisien determinasi R2 
Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji tingkat keeratan atau keterkaitan antara variabel dependen dengan variabel independen yang bisa dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi (Adjusted R-Square). Apabila nilai  Adjusted R-Square semakin mendekati 1, maka tingkat keeratannya juga semakin tinggi. (Ghozali, 2001).

2.7    Analisis Regresi Berganda

Regresi  linier  berganda  yaitu  suatu  model  linier  regresi  yang  variabel dependennya merupakan  fungsi  linier dari beberapa variabel bebas. Analisis  regresi berganda  digunakan  untuk mengetahui  keakuratan  hubungan  antara ROA  dengan Inflasi, Suku bunga, PDB, Kurs dan Pngsa Pasar sebagai variabel yang mempengaruhi (variabel independen) dengan persamaan (Supardi, 2005) :   
Y= α + β1X1 + β2X2+ β3X3 + β4X4 + β5X5+ €
Keterangan:
Y         = variable independen (ROA) 
α          = Konstanta 
β1- β5    = Koefisien regresi variabel independent
X1        = inflasi (INF)
X2        = suku bunga (BI RATE)
X3        = Produk domestik bruto  (PDB)
X4        = Kurs (IDR/USD)
X5        = Jumlah uang beredar/JUB (M2)
€          = error

2.8    Uji Hipotesis

Pengujian  ini dilakukan  untuk mengetahui  pengaruh variabel  independen  secara sendiri-sendiri atau masing-masing terhadap variabel dependen Y (Ghozali, 2001). Untuk itu digunakan asumsi:
a.    H0  =  Suatu  variabel  independen  bukan  merupakan  penjelas  yang  signifikan terhadap variabel dependen.
b.    H1  =  Variabel  tersebut  merupakan  penjelas  yang  signifikan  terhadap  variabel dependen. 
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut : 
a.    H0 diterima dan H1 ditolak  apabila  t  hitung <  t  tabel. Berarti variabel bebas  tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
b.    H0  diterima  dan  H1  ditolak  apabila  t  hitung >  t tabel.  Berarti  variabel  bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
3.    PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini dilakukan atas beberapa variabel independen yang mempengaruhi ROA Bank Syariah Mandiri. Variabel independen dalam penelitian ini diantaranya Inflasi, Suku Bunga, PDB, Kurs dan Jumlah Uang Beredar terhadap ROA Bank Syariah Mandiri.


a)         Uji Normalitas

Tabel 4.1

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N
32
Normal Parametersa,b
Mean
0E-7
Std. Deviation
.24451017
Most Extreme Differences
Absolute
.127
Positive
.127
Negative
-.124
Kolmogorov-Smirnov Z
.720
Asymp. Sig. (2-tailed)
.677
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Statistik yang diolah, 18-08-2016
Uji normalitas pengolahan data dalam analisis ini dengan menggunakan dengan menggunkan SPSS 20. Diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0.677 lebih besar dari 0,05, sehingga model residual telah mengikuti distribusi normal.

b)        Uji Heteroskedastisitas
Uji Hetreoskidastisitas dengan Glejser bertujuan apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedatisitas dan jika berbeda disebut Heterostisitas.

 




Tabel 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas


Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-8.230
2.750

-2.993
.006
Inflasi
.017
.019
.258
.936
.358
Sbi
.014
.065
.081
.213
.833
ln_kurs
.405
.396
.377
1.023
.316
ln_pdb
.189
.088
.414
2.142
.042
ln_jub
.132
.157
.259
.842
.408
a. Dependent Variable: res1
Sumber : Data statistik yang diolah, 18-08-2016
Tabel ini menunjukkan tidak adannya heteroskedastisitas karena siginifikan sebesar 0,358, 0,833, 0,316, 0,42, 0,408 lebih besar dari 0.05. Sehingga data yang didapat didalam penelitian ini dapat dilanjutkan kedalam pengujian statistik selanjutnya.

c)         Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi adanya multi korelasi diantara variabel bebas satu dengan yang lainnya atau dengan kata lain diantara variabel-variabel bebas tersebut dapat dibentuk hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya.
Menurut (Imam Ghozali (2001)), untuk menguji ada tidaknya gejala multikolinieritas digunakan VIF (Variance Inflacition Faktor). Jika nilai VIF dibawah 10 maka model regresi yang diajukan tidak terdapat gejala multikolinieritas, begitu sebaliknya jika VIF lebih besar 10 maka terjadi gejala multikolinieritas.
Apabila tolerance kurang dari 0,1, maka dikatakan terjadi kolineraritas. Dan apabila condition inex antara 10-30  maka dikatakan terjadi multikolinearitas modert. Jika lebih dari 30 maka terjadi multikolinearitas kuat.

 

 

 

 

 

 

 

 


 


Tabel 4.3.

Hasil Uji Multikolinieritas


Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1
(Constant)


Inflasi
.307
3.263
BI RATE
.163
6.143
ln_pdb
.626
1.597
ln_kurs
.172
5.816
ln_jub
.247
4.043
Sumber : Data Statistik yang diolah, 12-06-2016
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai VIF masing-masing berada disekitar angka kurang dari 10, sedangkan tollerance dibawah 1. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen terhindar dari masalah multikolinieritas antar variabel independen, maka penelitian dapat dilanjutkan.

d)        Uji Autokorelasi
Untuk menentukan adanya autokorelasi atau tidak, dapat diketahui dari nilai Durbin Watson.

Tabel. 4.4

Kriteria Pengujian Autokorelasi


Kesimpulan
Batasan
DW
Ada autikorelasi positif
0 < d < dL
0 < d < 1.1092
Tidak ada keputusan
dL ≤ d ≤ du
1.1092 ≤ d ≤ 1.8187
Ada autikorelasi negative
4-dL ≤ d ≤ 4
2.8908 ≤ d ≤ 4
Tidak ada keputusan
4-du ≤ d ≤ 4-dL
2.1813 ≤ d ≤ 2.8908
Tidak ada autikorelasi positif atau negative
du ≤ d ≤ 4-du
1.8187 ≤ d ≤ 2.1813
Sumber : (Imam Ghozali (2001))









Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi

Model
Durbin-Watson
1
2.008
Sumber: Data statistik yang diolah, 12-05-2016
Berdasarkan tabel 4.2. diatas maka diperoleh hasil regresi dengan level of significance 0.05 (α = 0.05) menunjukan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 2.008, nilai D-W terletak diantara 1.817 dan 2.183, artinya tidak terjadi autokorelasi pada model regresi dalam penelitian ini.


a)             Uji F-statistik
Uji F digunakan untuk menguji ketepatan model penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian hipotesis pertama adalah sebagai berikut:
                      i.            Menentukan formula hipotesis
                    ii.            Ho  : Tidak ada pengaruh yang signifikan, Inflasi (X1), BI RATE (X2),  PDB (X3), Kurs (X4) dan JUB (X5) secara simultan terhadap  ROA (Y).
                  iii.            H1  : Ada pengaruh yang signifikan, Inflasi (X1), BI RATE (X2),  PDB (X3), Kurs (X4) dan JUB (X5) secara simultan terhadap  ROA (Y).
                  iv.            Menentukan nilai F hitung dan Signifikansi F (Sig-F)
                    v.            Menentukan level signifikansi 5%
                  vi.            Menentukan Kriteria pengujian hipotesis
                vii.            Ho diterima jika probabilitas (sig – F) > 0,05
              viii.            Ho ditolak jika probabilitas (Sig-F) < 0,05
Hasil Uji F ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel. 4.6
Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
11.871
5
2.374
33.308
.000b
Residual
1.853
26
.071


Total
13.725
31



a. Dependent Variable: roa
b. Predictors: (Constant), ln_jub, inflasi, ln_pdb, ln_kurs, BI RATE
Sumber: data statistic yang diolah. 12-05-2016
Berdasarkan tabel 4.6 di atas di dapat Fhitung  sebesar 33,308 dengan lebih besar dari Ftabel sebesar 2.59 dengan probabilitas sebesar 0,000 yang nilainya jauh lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima dan menolak Ho (hipotesis ditolak). Ini menunjukkan pemilihan lima variabel bebas dan satu variaber terikat sudah tepat.
b)        Hasil uji R-Square
Tabel. 4.7
Hasil uji R


Model
R
R Square
Adjusted R Square
1
.930a
.865
.839

a. Predictors: (Constant), ln_jub, inflasi, ln_pdb, ln_kurs, BI RATE
b. Dependent Variable: roa
                          Sumber : data statistic diolah. 12-05-2016
Dari tabel 4.7 di atas dapat diketahui koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,839 Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,839 maka dapat diartikan bahwa 83.9% ROA dapat dijelaskan oleh kelima variabel bebas yang terdiri dari Inflasi (X1), BI RATE (X2), PDB (X3), Kurs (X4) dan  JUB (X5). Sedangkan sisanya sebesar 16.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

c.         Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Hasil pengujian terhadap model regresi berganda terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi  ROA pada Bank Syariah Mandiri  Hasil analisis regresi dapat ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel. 4.8
Faktor-faktor yang mempengaruhi ROA

Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
29.212
5.287

5.525
.000
Inflasi
.087
.036
.315
2.417
.023
BI RATE
-.521
.125
-.745
-4.170
.000
ln_pdb
.103
.170
.055
.607
.549
ln_kurs
-.503
.761
-.115
-.662
.514
ln_jub
-1.419
.302
-.681
-4.702
.000
a. dependentvariabel: ROA
Sumber: data statistic diolah. 12-05-2016
Pada penelitian ini digunakan model  persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
ROA = α + β1 Inflasi + β2 suku bunga + β3 PDB + β4 Kurs + β5 JUB + Э
Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linear berganda maka didapat persamaan faktor-faktor yang mempengaruhi  ROA pada Bank Syariah Mandiri sebagai berikut :
ROA = 29.212 + 0.087 Inflasi - 0.521 BI RATE + 0.103 PDB - 0.503 Kurs -1.419 JUB + Э
Berdasarkan nilai p-value tabel 4.4 di atas, bahwa  konstanta sebesar 29.212 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata ROA per 1 satuan sebesar 29.212 satuan. dan Koefisien dari variabel-variabel yang signifikan pengaruhnya terhadap ROA adalah variabel Inflasi, Suku Bunga,  dan JUB karena nilainya di bawah 5%. Sedangkan PDB dan Kurs tidak berpengaruh. Koefisien regresi inflasi sebesar 0.087(arah koefisien positif), yang artinya bahwa setiap penambahan  1 satuan inflasi maka akan meningkatkan ROA sebesar 0.087 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
Koefisien regresi suku bunga Indonesia sebesar 0.521 (arah koefisien pengaruhnya negatif), yang artinya bahwa setiap peningkatan 1 satuan BI RATE maka akan menurunkan ROA sebesar 0.521 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
Kemudian koefisien regresi variabel PDB sebesar 0.103 (arah koefisien pengarunya positif), yang artinya bahwa setiap peningkatan 1 satuan maka akan meningkatkan ROA sebesar 0.103 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
Koefisien regresi variabel Kurs sebesar -0,503 (arah koefisien pengaruhnya negatif), yang artinya  bahwa setiap peningkatan 1 satuan maka akan menurunkan ROA sebesar 0.503 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Dan yang terakhir koefisien JUB sebesar -1,419 (arah koefisien pengarunya negatif). Yang artinya bahwa setiap peningkatan 1 satuan maka akan menurunkan ROA 1.419 satuan dengan cacatan variabel lain dianggap konstan.

d.        Hasil Uji Hipotesis

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini yaitu dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Jika nilai thitung >ttabel maka H1 diterima, dan sebaliknya jika thitung < ttabel maka H1 ditolak. Dan membandingkan nilai probabilitas atau p-value (sig-t) dengan taraf signifikansi 0,05. Jika nilai p-value < 0,05 maka H1 diterima, dan sebaliknya jika p-value > 0,05 maka H1 ditolak.










Tabel. 4.9
Hasil Uji t
Model
T
Sig.
Keterangan
Hipotesis
1
(Constant)
5.525
.000

Signifikan
Signifikan
Tidak signifikan
Tidak signifikan
Signifikan

Hipotesis diterima
Hipotesis diterima
Hipotesis ditolak
Hipotesis ditolak
Hipotesis diterima
Inflasi
2.417
.023
BI RATE
-4.170
.000
ln_pdb
.607
.549
ln_kurs
-.662
.514
ln_jub
-4.702
.000
Sumber: data statistic diolah. 12-05-2016
Hasil uji t pada variabel Inflasi (X1) seperti pada tabel 4.5 di atas diperoleh nilai dengan thitung > ttabel sebesar 2.417 > 2.051 atau dengan probabilitas sebesar 0,023 < 0,05. Dengan demikian  H1 diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan Inflasi (X1) secara parsial terhadap  ROA (Y). Dengan demikian temuan ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa “Inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah.”. 
Hasil uji t pada variabel BI RATE (X2)  seperti pada tabel 4.5 diatas diperoleh nilai dengan thitung > ttabel sebesar  -4.170 > 2.051 atau dengan probabilitas  sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian  H2 diterima, artinya BI RATE (X2)  terdapat pengaruh negatif signifikan secara parsial terhadap ROA (Y).  
Hasil uji t pada variabel PDB (X3) seperti pada tabel 4.5 di atas diperoleh nilai dengan thitung > ttabel sebesar 0.607 < 2.051  dengan probabilitas sebesar 0,549 yang nilainya jauh di atas 0,05. Dengan demikian H3 ditolak, artinya PDB (X3) terdapat pengaruh positif tidak signifikan secara parsial terhadap ROA (Y). 
Hasil uji t pada variabel Kurs (X4) seperti pada tabel 4.5 di atas diperoleh nilai dengan thitung > ttabel sebesar  -0.662 < 2.051 dengan probabilitas sebesar 0.514 yang nilainya jauh di atas 0,05. Dengan demikian  H4 ditolak, artinya variabel Kurs (X4) pengaruh negatif tidak signifikan secara parsial terhadap ROA (Y). 
Hasil uji t pada variabel JUB (X5) seperti pada tabel 4.5 diatas diperoleh nilai dengan thitung > ttabel sebesar -4.702 > 2.051 dengan probabilitas sebesar 0,000 yang nilainya di bawah 0,05. Dengan demikian H5 diterima, artinya JUB (X5)  terdapat pengaruh negatif yang signifikan secara parsial terhadap ROA (Y).

a.         Pengaruh Inflasi terhadap ROA.
Pengujian  pada  penelitian  ini menunjukkan  inflasi  berpengaruh positif signifikan terhadap  ROA  pada  Bank Syariah Mandiri di  Indonesia  tahun  2008-2015.  Hasil  pengujian  ini menunjukkan  bahwa  semakin  besar inflasi  maka  ROA  bank  syariah mandiri semakin besar.
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian dari Sahara (2013 )yang menyatakan bahwa pengujian  inflasi menunjukkan  hasil  terdapat pengaruh  positif  terhadap ROA. Hal  ini  dikarenakan  sistem  Bank Syariah  yang  tidak menganut  sistem  bunga,  sehingga  uang  yang  dikelola  tidak akan  terlalu  mengalami  gejolak  apabila  mengalami  inflasi  seperti  halnya  Bank Konvensional.
Dan jika  peningkatan harga  yang  dapat  dinikmati  oleh perusahaan lebih tinggi  daripada biaya  produksi  yang  dikeluarkan, maka  profitabilitas  perusahaan  akan naik. Dan tentu saja akan mempengaruhi penambahan tabungan di bank syariah yang akan mempengaruhi profitabilitas bank syaraih.

b.        Pengaruh Suku Bunga terhadap ROA
Hasil pengujian penelitian suku bunga atau Bi Rate  berpengaruh  negatif signifikan terhadap ROA  pada  Bank Syariah Mandiri periode 2008-2015. Yang artinya ketika suku bunga naik maka akan diikuti dengan penurunan profitabilitas bank syariah.
Hal ini sesuai dengan teori Karim (2008) yang menatakan bahwa meningkatnya suku bunga akan diikuti dengan peningkatan suku bunga tabungan, sehingga akan mengakibatkan  nasabah memindahkan  dananya  ke  bank konvensional  untuk  memperoleh pengembalian  yang  lebih  tinggi. Naiknya  suku  bunga  bank konvensional  akan  mempengaruhi kegiatan  operasional  bank  syariah yaitu  dalam  hal  pembiayaan  dan penyaluran  dana.  Bila  hal  tersebut terjadi  maka  pendapatan  dan  profit bank  syariah  akan  menurun.
Hasil  pengujian ini juga sesuai dengan  penelitian Zulifiah Dan Wibowo (2014) yang menyatakan bahwa suku bunga BI  berpengaruh  negatif  terhadap profitabilitas  bank.  Kebijakan  suku bunga  tinggi  dapat  menahan  laju inflasi dan menarik dana masyarakat yang  beredar  kembali  ke  sektor perbankan.  Akan  tetapi,  suku  bunga tinggi  dapat  membuat  perbankan mengalami NIM  (net  interest margin) yang  semakin  negatif.
Hal  ini disebabkan  naiknya  BI  Rate  akan  memengaruhi  kegiatan  operasional  Bank Syariah dalam hal pembiayaan dan penyaluran dana, sehingga hal  tersebut dapat mengurangi pendapatan dan profit Bank Syariah. Ketika biaya  bunga  (cost of fund)  yang  dikeluarkan  terus meningkat,  sedangkan  pendapatan bunga  kredit  tidak  meningkat  dan penyaluran dana ke sektor usaha dan nasabah  lain  juga  semakin  sulit, maka  kondisi  tersebut  dinamakan negative spread.

c.         Pengaruh Produk Domestik Bruto terhadap ROA

Hasil pengujian terhadap variabel Produk Domestik Bruto menunjukkan bahwa Produk  Domestik  Bruto berpengaruh positif tidak  signifikan  terhadap  profitabilitas bank syariah syariah mandiri di Indonesia periode 2008-2015 karena nilai signifikansinya lebih besar  dari  pada  0,05
Hasil  ini  sesuai  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Saputra (2013) yang menyatakan bahwa Produk Domestik Bruto  tidak  berpengaruh  siginifikan  terhadap ROA, Hal  ini  juga  didukung  oleh Satoni  (2014), Stiawan (2009) dan Kurniasari (2012). Jika  terjadi  kenaikan  atau penurunan pendapatan nasional maka  tidak mempengaruhi  tingkat profitabilitas bank syariah.
d.        Pengaruh Kurs terhadap ROA
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa kurs berpengaruh negative tidak signifikan terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri. Hasil ini sesuai dengan penelitian dari Fadjar (2013) yang berjudul “Analisis faktor internal dan external bank yang mempengaruhi profitabilitas bank umum di Indonesia”. Dari penelitian yang telah dilakukan Fadjar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa NPL berpengaruh negative terhadap ROA, BOPO berpengaruh positif terhadap ROA, LDR berpengaruh negative terhadap ROA, sedangkan CAR, Kurs, tingkat suku bunga dan inflasi tidak berpengaruh terhadap ROA.

e.         Pengaruh Jumlah uang beredar terhadap ROA

Hasil penelitian peneliti menunjukan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh negative signifikan terhadap ROA bank syariah mandiri periode 2008-2015. Yang artinya semakin banyak jumlah uang beredar di masyarakat maka semakin rendah profitabilitas bank syariah mandiri.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang kemukan oleh  Sodiq (2014) yang menyatakan bahwa Peningkatan  jumlah uang beredar yang wajar akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat, namun jika peningkatannya  berlebihan  maka  hal  ini  dapat  memicu  terjadinya inflasi  yang  akan  berakibat  pada  menurunnya  nilai  tabungan  riil masyarakat  dan  akan  menurunkan  kepercayaan  masyarakat  untuk menyimpan kekayaannya di  bank, dengan kata  lain masyarakat akan menarik  dananya  dari  bank  untuk  mengantisipasi  kenaikan  harga barang  yang  cukup  tinggi. Dan akan mempengaruhi profitabilitas.
Secara  teori  apabila  jumlah  uang  beredar  naik, maka  suku  bunga  akan turun. Penurunan suku bunga akan menambah investasi dalam perekonomian. Pertambahan investasi ini akan mempengaruhi kegiatan operasional bank syariah. Dengan naiknya investasi, permintaan pembiayaan pada bank syariah juga akan meningkat. Dan untuk selanjutnya  akan  berpengaruh  terhadap  rasio  keuangan  bank,  salah  satunya  rasio profitabilitas  yang  diwakili  oleh  ROA  (Sukirno,  2006: 283).  Namun  pada  periode pengamatan  jumlah  uang  beredar dari tahun 2008-2015 berpengaruh  negatif  terhadap  ROA  bank  syariah mandiri.

4.    KESIMPULAN
a.         Secara parsial atau uji t ditemukan hasil yang menyatakan bahwa variabel Inflasi (X1) berpengaruh positif signifikan  terhadap ROA Bank Syariah Mandiri. Dibuktikan dari hasil t hitung sebesar 2.417 dengan probabilitas sebesar 0,023 yang nilainya di bawah 0,05.
b.        Secara parsial atau uji t ditemukan hasil yang menyatakan bahwa variabel Suku Bunga (X2) berpengaruh negatif signifikan  terhadap ROA Bank Syariah Mandiri. Dibuktikan dari hasil t hitung sebesar -4.170 dengan probabilitas  sebesar 0,000 yang nilainya  di bawah 0,05.
c.         Secara parsial atau uji t ditemukan hasil yang menyatakan bahwa variabel Produk Domestik Bruto (X3) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA Bank Syariah Mandiri. Dibuktikan dari hasil t hitung sebesar 0.607  dengan probabilitas sebesar 0,549 yang nilainya jauh di atas 0,05.
d.        Secara parsial atau uji t ditemukan hasil yang menyatakan bahwa variabel Kurs (X4) berpengaruh negative tidak signifikan  terhadap ROA Bank Syariah Mandiri. Dibuktikan dari hasil t hitung sebesar -0.662 dengan probabilitas sebesar 0.514 yang nilainya jauh di atas 0,05.
e.         Secara parsial atau uji t ditemukan hasil yang menyatakan bahwa variabel Jumlah Uang Beredar (X5) berpengaruh negatif signifikan  terhadap ROA Bank Syariah Mandiri. Dibuktikan dari hasil t hitung sebesar -4.702 dengan probabilitas sebesar 0,000 yang nilainya di bawah 0,05.

5.    REFERENSI
Bank Indonesia (BI). (2013). Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP.
Dendawijaya, Lukman. (2006). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ismail (2011). Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Dwijayanthi, Febriana dan Prima Naomi. (2009). Analisis pengaruh Inflasi, BI RATE, dan Nilai Tukar Mata Uang Terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007. Karisma, Vol.3(2): 87-98, 2009
Fadjar, Arif. (2013). Analisis Faktor Internal Dan External Bank Yang Memepengaruhi Profitabilitas Bank Umum Di Indonesia. Journal Of Management And Business Review. Vol. 10 No . 1 Januari  :63-77
Ghozali, Imam. (2001). Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Haron,  Sudin.  (1996).  Competition  and  Other  External  Determinants  of  The Profitability of Islamic Banks. Islamic Economic Studies IV (1): 49-64.
____________.  (2004).  Determinans  of  Islamic  Bank  profitability.  Islamic  Economic Studies IV (1): 49-64.
http://www.bi.go.id/ diakses pada tanggal 20 April 2016 Pukul 15.07 WIB
https://www.bps.go.id/ diakses pada tanggal 10 Mei 2016 pukul 20.47 WIB
http://www.kemendag.go.id/ diakses pada tanggal 10 Mei 2016 pukul 19.05 WIB
http://www.syariahmandiri.co.id/ diakses pada tanggal 03 Mei Pukul 13.05 WIB
http://www.worldbank.org/ diakses pada tanggal 10 Mei 2016 pukul 20.30 WIB
Huda, Nurul. (2008). Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana Penada Media Grup.
Iskandar, S. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Semesta Asa Bersama.
Karim, Adiwarman A. (2006).  Bank Islam: Analisis Fiqh  dan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
__________________. (2006). Makro Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Pers
Kasmir.  (2014). Analisis Laporan Keuangan. Edisi  1. Jakarta: Rajawali Pers.
Putranti, Ratih Dwi. 2014. Analisis Pengaruh Bopo, Nim, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Valuta Asing Terhadap Profitabilitas Bank Umum. Jurnal Akuntansi, Udinus
Rivai,  Veithzal,  dkk. (2007).  Bank  and  Financial  Institution  Management Conventional & Sharia System. Jakartaa: PT. Raja Grafindo Persada.
Rosanna, Rizky Dahlia.  (2007).  Pengaruh  Inflasi,  Nilai  Tukar  dan  Suku  Bunga  BI RATE Terhadap  Profitabilitas Perbankan  Syariah  di  Indonesia  Tahun  2002-2006. Thesis tidak diterbitkan. Universitas Islam Indonesia. Yogjakarta.
Rukmana, Amir Macmud. (2010). Bank Syariah Teori, Kebijakan Dan Sturi Empiris Di Indonesia. Erlangga
Sahara, Ayu Yanita. (2013). Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Bi, Dan Produk Domestik Bruto Terhadap RETURN ON ASSET (Roa) Bank Syariah Di Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 1 Nomor 1 Januari
Saputra, Anas Tinton. (2015). Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah  Di Indonesia Periode 2010-2013. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhamadiah Surakarta.
Sodiq, Amirus. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Produk Domestic Bruto Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Return On Asset Bank Syariah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus.
Soebagiyo, Daryono. (2013). Perekonomian  Indonesia.  Surakarta:  Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Stiawan, Adi. (2009). Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi, Pangsa Pasar Dan Karakteristik Bank Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Pada Bank Syariah Periode 2005-2008. Tesis tidak diterbitkan. Magister Manajemen. Universitas Diponegoro.
Sukirno,  Sadono.  (2003). Teori Pengantar  Ekonomi  Makro. Jakarta:  PT.  Raja  Grafindo Persada.
Sukirno, Sadono. (2002). Pengantar Teori Makroekonomi.  Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Supardi. (2005). Metodologi  Penelitian  untuk  Ekonomi  dan  Bisnis.  Yogyakarta:  UII Press.
Supomo, Bambang Dan Nur Indriantoro. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogjakarta: BPFE.
Tandelilin, Eduardus. (2010). Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Yogjakarta: BPFE.
Utomo, Novianto Satrio. 2009. Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi Dan Suku Bunga Bi Terhadap Kinerja Keuangan Pt. Bank Muamalat, Tbk Berdasarkan Rasio Keuangan. Universitas Gunadarma.
Wibowo, Edhi  Satriyo, Muhammad Syaichu. (2013). Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Car, Bopo, Npf Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Volume 2,  Nomor 2, Halaman 1-10. Issn (Online): 2337-3792.

Zulfiah, Fitri dan Joni Susilowibowo. (2014). Pengaruh Inflasi, BI RATE, Capital Adequacy Ratio (Car), Non Performing Finance (Npf), Biaya Operasional Dan Pendapatan Operasional (Bopo) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2008-2012. Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 3 Juli.

1 comment:

farhan said...

assalamualaikum mbak, salam kenal....
maaf kalau saya mau memakai jurnalnya untuk tinjauan pustaka boleh??