PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), PRODUK DOMESTIK
BRUTO (PDB), NILAI
TUKAR (KURS), DAN JUMLAH UANG BEREDAR (JUB) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA)
BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2008-2015
FARISKA
YOSI IRYANTI
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam
Institut Agama Islam Negeri
Surakarta
ABSTRACT
This research aims
to explain the
influence analysis of Inflation, Bi Rate, Gross Domestic Bruto,
Exchange Rate, and Money Supply to the Return On Asset (ROA)
of Syariah Mandiri Bank period
2008-2015. This research sample
gained from one Islamic banks.
The Islamic bank is Syariah Mandiri Bank. The data used in this research were
obtained from the Financial Report of Syariah Mandiri Bank quarterly
publication through each
website.
Data analysis techniques used in this study is multiple regression
analysis where previously the data had been tested with the classical
assumptions include normality test data, heteroscedasticity, multicollinearity
and autocorrelation. During the period pangamatan research data shows that the
normal distribution. Under the normality test, multicollinearity,
heteroscedasticity test, and test variables autokorelasitidak found that
deviate from the classical assumptions. This shows the available data has been
qualified using multiple linear regression equation model.
The results show that Bi Rate
and money supply have a negative effect
and significant on return on assets of
Syariah Mandiri Bank. inflation has a positive effect and significant on
return on assets of Syariah Mandiri Bank. Whereas Gross Domestic Product, and exchange rate
have no signficant effect on Retun on Assets of Syariah Mandiri Bank.
Keywords: inflation, Bi Rate,
Gross Domestic Product, money supply, exchange rate, Return
On Assets.
1.
PENDAHULUAN
1.1 Literatur
Review
Kemampuan
bank dalam memperoleh profit tergantung pada kemampuan manajemen bank secara
internal dan ekternal. Faktor internal adalah faktor mikro yang langsung
berkaitan dengan operasianal bank itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal
adalah varibel-variabel yang mempengaruhi manajemen bank secara tidak langsung
tetapi secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap perekonomian dan
lembaga keuangan (Haron, 1996).
Faktor
ekternal adalah faktor dari analisis lingkungan makro ekonomi. Dan variabel
yang di gunakan pada makro ekonomi adalah inflasi, suku bunga, nilai tukar dan
jumlah uang yang beredar di masyarakat. Dimana faktor makro ekonomi ini pada
krisis tahun 2008 sangat mempengaruhi perekonomian di Indonesia (Haron, 1996).
Pada
teori ekonomi makro, inflasi selalu berkaitan dengan jumlah uang yang beredar
dan kebijakan moneter yang diambil pemerintah melalui bank sentral. Pemerintah
bisa mengendalikan jumlah uang yang beredar dengan mempengaruhi proses
penciptaan uang. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan kebijakan
moneter melalui tingkat suku bunga sehingga jumlah uang yang beredar bisa
dikontrol (Boediono, 1999).
Melalui
tingkat bunga inilah pemerintah dapat mempengaruhi pengeluaran investasi,
permintaan agregat, tingkat harga serta PDB riil. Selain itu pemerintah juga
dapat mengatur tingkat suku bunga Bank
Indonesia atau Bi Rate. Dengan begitu keuntungan bank dari sisi bunga
sangat ditentukan kondisi ekonomi makro serta regulasi atau kebijakan
pemerintah (Boediono, 1999).
Berdasarkan
penelitianya terdahulu, Sahara (2013) menyatakan bahwa suku bunga BI berpengaruh
negatif terhadap ROA. Namun
pada pengujian inflasi dan
produk domestik bruto menunjukkan hasil
bahwa terdapat pengaruh positif
terhadap ROA. Dan secara
bersama-sama inflasi, suku bunga BI, dan produk domestik bruto
(PDB) berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Hasil
penelitian tersebut ternyata juga sama dengan hasil penelitian dari Julfiah dan
Wibowo (2014) yang menyatakan bahwa Bi Rate berpengaruh negatif terhadap ROA,
namun inflasi tidak berpengaruh
terhadap ROA. Sedangkan hasil penelitian dari Saputra (2015) secara
parsial menunjukkan bahwa
suku bunga Bank
Indonesia berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap ROA bank syariah. Kurs
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA bank syariah.
Sedangkan inflasi,
Produk Domestik Bruto, dan
jumlah uang beredar
tidak berpengaruh terhadap
ROA bank syariah di Indonesia.
Hal ini juga sama di kemukaan pada penelitian Wibowo (2013) yang menyatakan
bahwa inflasi dan Suku Bunga tidak perpengaruh terhadap ROA. Dari sini masih
terlihat jelas bahwa masih adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu sehingga
variabel makro ekonomi masih perlu dikaji kembali.
1.2
Masalah
1.
Terjadi
sebuah research gap antara penelitian Ayu Yunita Sahara yang menyatakan
bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap ROA, sedangkan menurut Fitri Julfiah
dan Joni Susilo Wibowo menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap ROA.
2.
Terjadi
sebuah research gap antara penelitian Ayu Yunita Sahara yang menyatakan
bahwa suku bunga berpengaruh negative terhadap ROA, sedangkan menurut Edhi
Satriyo Wibowo menyatakan bahwa suku bunga tidak berpengaruh terhadap ROA.
3.
Terjadi
sebuah research gap antara penelitian Ayu Yunita Sahara yang menyatakan
bahwa Produk Domestik Bruto berpengaruh positif terhadap ROA, sedangkan menurut
Anas Tinton Saputra menyatakan bahwa Produk Domestik Bruto tidak berpengaruh
terhadap ROA.
4.
Membuktikan
nilai tukar mempengaruhi atau tidak terhadap rasio keuangan bank, yaitu ROA.
Karena pada dasarnya nilai tukar atau kurs yang menurun mempengaruhi daya beli
dari pendapatan atau keuntungan yang di dapat dari investasi, investasi yang menurun
mempengaruhi rasio keuangan bank.
5.
Membuktikan
jumlah uang yang beredar menurut Anas Tinton Saputra menyatakan bahwa jumlah
uang beredar tidak berpengaruh terhadap ROA. Berbeda dengan teori yang
dikemukan Amirus Sodiq yang menyatakan banyaknya jumlah uang beredar
mengakibatkan inflasi yang mempengaruhi turunnya nilai tabungan riil masyarakat
di bank.
2. METODE PENELITIAN
Waktu
penelitian ini dilakukan selama 5 bulan dari bulan februari sampai bulan juni
tahun 2016. Dengan jadwal penelitian yang sudah terlampirkan. Pada penelitian
ini yang dijadikan objek penelitian adalah Bank Syariah Mandiri, dimana bank
mandiri syariah termasuk bank devisa dan sudah menerbitkan laporan keuangan
triwulan secara berkala. Adapun yang akan dibahas hanya terbatas pada seberapa
besar pengaruh inflasi (X1), suku bunga (X2), PDB (X3), kurs (X4)
dan jumlah uang beredar (X5) terhadap variabel dependen, yaitu profitabilitas
Bank Syariah Mandiri yang diukur dari ROA.
Populasi adalah
suatu kesatuan individu
atau subjek pada wilayah
dan waktu serta dengan kualitas tertentu yang akan diamati/diteliti
(Supardi, 2005: 101). Populasi dalam penelitian
ini adalah laporan keuangan Bank
Syariah Mandiri pada tahun
2008-2015.
Sampel
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
Bank Syariah Mandiri dengan
laporan keuangan triwulan telah dipublikasi
Bank Indonesia periode
2008 sampai dengan tahun 2015 yang berjumlah 32. Data yang akan
digunakan dalam sample diperoleh dari website Bank Indonesia maupun website
resmi bank yang bersangkutan.
Data
yang digunakan adalah data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh secara
tidak langsung atau melalui media perantara. Sumber data yang digunakan
ini diperoleh melalui
penelusuran dari media
internet dari www. bi.go.id, website resmi badan pusat
statisk dan website
resmi bank yang
bersangkutan. Sumber penunjang
lainnya berupa jurnal yang diperlukan, dan sumber-sumber lain yang dapat
digunakan dalam penelitian ini (Stiawan, 2009).
Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah.
a.
Variabel
Dependen, variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen (Supomo, 1999: 63). Dalam
penelitian ini variabel dependen adalah profitabilitas yang
diukur dengan Return On Asset (ROA).
b.
Variabel
Independen, variabel independen adalah
tipe variabel yang menjelaskan
atau mempengaruhi variabel yang lain (Supomo, 1999: 63). Variabel-variabel independen yang
akan diuji dalam
penelitian ini adalah
inflasi, suku bunga, PDB, kurs dan jumlah uang beredar.
Dalam
variabel yang dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
profitabilitas. Dilihat dari sudut pandang para investor adalah profitabilitas
adalah salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa
yang akan datang dengan meilihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas bank
tersebut. Indikator ini sangat penting untuk mengetahui sejauh mana investasi
yang akan dilakukan oleh investor di suatu bank memberikan return yang sesuai
dengan tingkat yang disyaratkan investor. Dan rasio yang di gunakan untuk
mengukur profitabilitas adalah ROA.
Rasio Return
On Asset (ROA)
digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan didalam usahanya memperoleh keuntungan dengan
menggunakan yang dimiliki. ROA
merupakan rasio antara
laba sebelum pajak terhadap rata-rata
total aset. Berdasarkan
ketentuan Bank Indonesia,
yang tercantum dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal
14 Desember 2001, secara matematis ROA dirumuskan sebagai berikut:
|
ROA=
Penelitian
ini menggunakan beberapa variabel independen yang berupa variabel keuangan
dalam bentuk rasio-rasio keuangan, yaitu antara lain :
a.
Pertumbuhan
Inflasi
Inflasi
merupakan presentasi kecepatan kenaikan harga-harga dalam suatu tahun tertentu.
Atau dengan kata lain adanya penurunan dari nilai mata uang yang berlaku
(Rivai, 2009). Inflasi yang disediakan di Bank Indonesia maupun Badan Pusat
Statistik berupa data inflasi bulanan. Pada penelitian ini menggunakan
pertumbuhan inflasi data triwulan. Oleh karena itu inflasi dihitung berdasarkan
|
pertumbuhan
rata-rata inflasi per tiga bulan. Secara lebih rinci perhitungan yang digunakan dalam penelitian
ini sebagai berikut:
b.
Suku
bunga
Suku
bunga yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Bi Rate. Bi
Rate adalah suku
bunga kebijakan yang
mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter yang
ditetapkan oleh bank
Indonesia dan diumumkan kepada publik.
Sasaran operasional kebijakan
moneter dalam mengimplementasikan
Bi Rate dicerminkan pada perkembangan
suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di
suku bunga PUAB ini
diharapkan akan diikuti
oleh perkembangan di
suku bunga deposito, dan pada
gilirannya suku bunga kredit perbankan (www.bi.go.id).
Bank Indonesia
pada umumnya akan
menaikkan BI Rate
apabila inflasi ke depan
diperkirakan melampaui sasaran
yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan
menurunkan Bi Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di
bawah sasaran yang
telah ditetapkan (www.bi.go.id).
Dalam penelitian Oktavia (2009)
juga menggunakan variabel BI rate
untuk menunjukkan suku bunga.
c.
PDB
Pengertian
PDB atau Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Product adalah hasil
output produksi dalam suatu perekonomian dengan tidak memperhitungkan pemilik
faktor produksi dan hanya menghitung total produksi dalam suatu perekonomian
saja. Pertumbuhan PDB diukur dengan membandingkan dengan PDB kurun waktu t
dengan PDB kurun waktu t-1. Data yang digunakan adalah pertumbuhan triwulanan
sesuai dengan data lain yang digunakan. Data langsung diambil dari BPS
pertumbuhan PDB. Data yang disediakan sudah berupa data triwulanan. PDB dapat dihitung dengan rumus (Iskandar,
2008):
|
d.
Kurs
Nilai kurs
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
kurs rupiah terhadap dolar AS yang diukur dalam satuan Rupiah
(Rp/$) yang diperoleh dari Bank Indonesia periode
januari 2008 sampai
dengan desember 2015.
Kurs yang digunakan adalah
Jenis kurs yang digunakan adalah kurs
tengah (kurs antara kurs jual dan kurs beli) dengan
perhitungan sebagai berikut:
|
Kurs tengah=
e.
Jumlah
Uang Beredar (M2)
Jumlah
uang beredar yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah uang beredar
dalam arti luas atau M2 yang diperoleh dari Statistik Ekonomi Moneter
Indonesia pada Bank Indonesia
dan dihitung dalam
satuan milyar rupiah per tiga bulan periode januari 2008 sampai
dengan desember 2015.
|
a.
Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi
klasik dilakukan agar memperoleh hasil
regresi yang bisa dipertanggung jawabkan dan
mempunyai hasil yang
tidak bias. Dari
pengujian tersebut asumsi-asumsi yang harus dipenuhi adalah tidak
terdapat korelasi yang erat antara
variabel independen (multikolinearitas), tidak
terdapat korelasi residual periode t
dengan t-1 (autokorelasi), dan
tidak terjadi ketidaksamaan
varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan
yang lain (heterokedastisitas), data
yang dihasilkan terdistribusi normal. Adapun pengujian asumsi klasik
terdiri dari (Ghozali, 2001).
b.
Uji
Ketepatan Modal
a)
Uji
F-statistik
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ketepatan
model apakah variabel bebas dengan variabel terikat sudah tepat (Ghozali,
2007). Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan
uji dua arah
dengan hipotesis sebagai berikut:
i.
H0 =
Semua variabel independen
bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel
dependen.
ii.
H1
= Semua
variabel independen secara
simultan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen.
Kriteria
pengujian yang digunakan sebagai berikut :
i.
H0
diterima dan H1 ditolak apabila Fhitung < Ftabel.
Artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel terikat.
ii.
H0
diterima dan H1 ditolak apabila Fhitung > Ftabel.
Artinya variabel bebas secara
bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat.
b) Uji koefisien determinasi R2
Tujuan pengujian ini adalah
untuk menguji tingkat keeratan atau keterkaitan antara variabel dependen dengan
variabel independen yang bisa dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi
(Adjusted R-Square). Apabila nilai
Adjusted R-Square semakin mendekati 1, maka tingkat keeratannya juga
semakin tinggi. (Ghozali, 2001).
2.7 Analisis Regresi Berganda
Regresi linier
berganda yaitu suatu model
linier regresi yang
variabel dependennya merupakan
fungsi linier dari beberapa
variabel bebas. Analisis regresi
berganda digunakan untuk mengetahui keakuratan
hubungan antara ROA dengan Inflasi, Suku bunga, PDB, Kurs dan
Pngsa Pasar sebagai variabel yang mempengaruhi (variabel independen) dengan
persamaan (Supardi, 2005) :
Y=
α + β1X1 + β2X2+ β3X3
+ β4X4 + β5X5+ €
Keterangan:
Y = variable independen (ROA)
α = Konstanta
β1- β5 = Koefisien regresi variabel independent
X1 = inflasi (INF)
X2 = suku bunga (BI RATE)
X3 = Produk domestik bruto (PDB)
X4 = Kurs (IDR/USD)
X5 = Jumlah uang beredar/JUB (M2)
€ = error
2.8 Uji Hipotesis
Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh
variabel independen secara sendiri-sendiri atau masing-masing
terhadap variabel dependen Y (Ghozali, 2001). Untuk itu digunakan asumsi:
a. H0 =
Suatu variabel independen
bukan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel
dependen.
b. H1 =
Variabel tersebut merupakan
penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Kriteria
pengujian yang digunakan sebagai berikut :
a. H0 diterima dan H1
ditolak apabila t
hitung < t tabel. Berarti variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel terikat.
b. H0 diterima
dan H1 ditolak
apabila t hitung >
t tabel. Berarti variabel
bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
3. PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini dilakukan atas
beberapa variabel independen yang mempengaruhi ROA Bank Syariah Mandiri.
Variabel independen dalam penelitian ini diantaranya Inflasi, Suku Bunga, PDB, Kurs dan Jumlah Uang Beredar terhadap ROA Bank Syariah
Mandiri.
a)
Uji
Normalitas
Tabel 4.1
Hasil Uji Normalitas
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test
|
||
Unstandardized
Residual
|
||
N
|
32
|
|
Normal Parametersa,b
|
Mean
|
0E-7
|
Std. Deviation
|
.24451017
|
|
Most Extreme Differences
|
Absolute
|
.127
|
Positive
|
.127
|
|
Negative
|
-.124
|
|
Kolmogorov-Smirnov Z
|
.720
|
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
.677
|
|
a. Test distribution is Normal.
|
||
b. Calculated from data.
|
Sumber
: Data Statistik yang diolah, 18-08-2016
Uji normalitas pengolahan data dalam
analisis ini dengan menggunakan dengan menggunkan SPSS 20. Diketahui bahwa
nilai signifikan sebesar 0.677 lebih besar dari 0,05, sehingga model residual
telah mengikuti distribusi normal.
b)
Uji
Heteroskedastisitas
Uji
Hetreoskidastisitas dengan Glejser bertujuan apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedatisitas dan jika berbeda disebut Heterostisitas.
Tabel 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
|
||||||
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std.
Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
-8.230
|
2.750
|
-2.993
|
.006
|
|
Inflasi
|
.017
|
.019
|
.258
|
.936
|
.358
|
|
Sbi
|
.014
|
.065
|
.081
|
.213
|
.833
|
|
ln_kurs
|
.405
|
.396
|
.377
|
1.023
|
.316
|
|
ln_pdb
|
.189
|
.088
|
.414
|
2.142
|
.042
|
|
ln_jub
|
.132
|
.157
|
.259
|
.842
|
.408
|
|
a. Dependent Variable: res1
|
Sumber : Data statistik yang diolah, 18-08-2016
Tabel ini menunjukkan tidak adannya heteroskedastisitas
karena siginifikan sebesar 0,358, 0,833, 0,316, 0,42, 0,408 lebih besar dari
0.05. Sehingga data yang didapat didalam penelitian ini dapat dilanjutkan
kedalam pengujian statistik selanjutnya.
c)
Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi adanya
multi korelasi diantara variabel bebas satu dengan yang lainnya atau dengan
kata lain diantara variabel-variabel bebas tersebut dapat dibentuk hubungan
antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya.
Menurut (Imam Ghozali (2001)), untuk
menguji ada tidaknya gejala multikolinieritas digunakan VIF (Variance
Inflacition Faktor). Jika nilai VIF dibawah 10 maka model regresi yang diajukan
tidak terdapat gejala multikolinieritas, begitu sebaliknya jika VIF lebih besar
10 maka terjadi gejala multikolinieritas.
Apabila tolerance kurang dari
0,1, maka dikatakan terjadi kolineraritas. Dan apabila condition inex antara
10-30 maka dikatakan terjadi
multikolinearitas modert. Jika lebih dari 30 maka terjadi multikolinearitas
kuat.
Tabel 4.3.
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
|
|||
Model
|
Collinearity
Statistics
|
||
Tolerance
|
VIF
|
||
1
|
(Constant)
|
||
Inflasi
|
.307
|
3.263
|
|
BI RATE
|
.163
|
6.143
|
|
ln_pdb
|
.626
|
1.597
|
|
ln_kurs
|
.172
|
5.816
|
|
ln_jub
|
.247
|
4.043
|
Sumber : Data Statistik yang diolah, 12-06-2016
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai
VIF masing-masing berada disekitar angka kurang dari 10, sedangkan tollerance dibawah 1. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel independen terhindar dari masalah multikolinieritas antar variabel
independen, maka penelitian dapat dilanjutkan.
d)
Uji Autokorelasi
Untuk menentukan adanya autokorelasi
atau tidak, dapat diketahui dari nilai Durbin
Watson.
Tabel. 4.4
Kriteria Pengujian Autokorelasi
Kesimpulan
|
Batasan
|
DW
|
Ada autikorelasi positif
|
0 < d < dL
|
0 < d < 1.1092
|
Tidak ada keputusan
|
dL ≤ d ≤ du
|
1.1092 ≤ d ≤ 1.8187
|
Ada autikorelasi negative
|
4-dL ≤ d ≤ 4
|
2.8908 ≤ d ≤ 4
|
Tidak ada keputusan
|
4-du ≤ d ≤ 4-dL
|
2.1813 ≤ d ≤ 2.8908
|
Tidak ada autikorelasi positif atau negative
|
du ≤ d ≤ 4-du
|
1.8187 ≤ d ≤ 2.1813
|
Sumber : (Imam Ghozali (2001))
Tabel
4.5
Hasil
Uji Autokorelasi
Model
|
Durbin-Watson
|
|
1
|
2.008
|
Sumber: Data statistik yang diolah, 12-05-2016
Berdasarkan tabel 4.2. diatas maka
diperoleh hasil regresi dengan level of significance 0.05 (α = 0.05)
menunjukan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 2.008, nilai D-W terletak diantara
1.817 dan 2.183, artinya tidak terjadi autokorelasi pada model regresi dalam
penelitian ini.
a)
Uji
F-statistik
Uji F digunakan untuk menguji ketepatan model
penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian hipotesis pertama
adalah sebagai berikut:
i.
Menentukan
formula hipotesis
ii.
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan, Inflasi
(X1), BI RATE (X2), PDB (X3), Kurs (X4) dan
JUB (X5) secara simultan terhadap
ROA (Y).
iii.
H1 : Ada pengaruh yang signifikan, Inflasi (X1),
BI RATE (X2), PDB (X3),
Kurs (X4) dan JUB (X5) secara simultan terhadap ROA (Y).
iv.
Menentukan
nilai F hitung dan Signifikansi F (Sig-F)
v.
Menentukan
level signifikansi 5%
vi.
Menentukan
Kriteria pengujian hipotesis
vii.
Ho
diterima jika probabilitas (sig – F) > 0,05
viii.
Ho
ditolak jika probabilitas (Sig-F) < 0,05
Hasil Uji F ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel. 4.6
Hasil Uji F
ANOVAa
|
||||||
Model
|
Sum of Squares
|
Df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
1
|
Regression
|
11.871
|
5
|
2.374
|
33.308
|
.000b
|
Residual
|
1.853
|
26
|
.071
|
|||
Total
|
13.725
|
31
|
||||
a.
Dependent Variable: roa
|
||||||
b.
Predictors: (Constant), ln_jub, inflasi, ln_pdb, ln_kurs, BI RATE
|
Sumber: data statistic yang diolah. 12-05-2016
Berdasarkan
tabel 4.6 di atas di dapat Fhitung
sebesar 33,308 dengan lebih besar dari Ftabel sebesar 2.59
dengan probabilitas sebesar 0,000 yang nilainya jauh lebih kecil dari 0,05 maka
H1 diterima dan menolak Ho (hipotesis ditolak). Ini
menunjukkan pemilihan lima variabel bebas dan satu
variaber terikat sudah tepat.
b)
Hasil
uji R-Square
Tabel. 4.7
Hasil uji R
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
|
1
|
.930a
|
.865
|
.839
|
a.
Predictors: (Constant), ln_jub, inflasi, ln_pdb, ln_kurs, BI RATE
|
b.
Dependent Variable: roa
|
Sumber : data statistic diolah. 12-05-2016
Dari
tabel 4.7 di atas dapat diketahui koefisien determinasi (Adjusted R Square)
sebesar 0,839 Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,839 maka dapat diartikan
bahwa 83.9% ROA dapat dijelaskan oleh kelima variabel bebas yang terdiri dari
Inflasi (X1), BI RATE (X2), PDB (X3),
Kurs (X4) dan JUB (X5).
Sedangkan sisanya sebesar 16.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian.
c.
Hasil
Uji Regresi Linier Berganda
Hasil pengujian terhadap model regresi berganda
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
ROA pada Bank Syariah Mandiri
Hasil analisis regresi dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel. 4.8
Faktor-faktor yang mempengaruhi ROA
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
T
|
Sig.
|
||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
29.212
|
5.287
|
5.525
|
.000
|
|
Inflasi
|
.087
|
.036
|
.315
|
2.417
|
.023
|
|
BI RATE
|
-.521
|
.125
|
-.745
|
-4.170
|
.000
|
|
ln_pdb
|
.103
|
.170
|
.055
|
.607
|
.549
|
|
ln_kurs
|
-.503
|
.761
|
-.115
|
-.662
|
.514
|
|
ln_jub
|
-1.419
|
.302
|
-.681
|
-4.702
|
.000
|
a. dependentvariabel: ROA
Sumber: data statistic diolah. 12-05-2016
Pada penelitian ini digunakan model persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut :
ROA = α + β1 Inflasi + β2
suku bunga + β3 PDB + β4 Kurs + β5 JUB + Э
Dengan memperhatikan model regresi dan hasil
regresi linear berganda maka didapat persamaan faktor-faktor yang mempengaruhi ROA pada Bank Syariah Mandiri sebagai berikut
:
ROA = 29.212 +
0.087 Inflasi - 0.521 BI RATE + 0.103 PDB - 0.503 Kurs -1.419 JUB + Э
Berdasarkan nilai p-value tabel 4.4 di atas,
bahwa konstanta sebesar 29.212
menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata ROA
per 1 satuan sebesar 29.212 satuan. dan Koefisien dari variabel-variabel yang
signifikan pengaruhnya terhadap ROA adalah variabel Inflasi, Suku Bunga, dan JUB karena nilainya di bawah 5%. Sedangkan
PDB dan Kurs tidak berpengaruh. Koefisien regresi inflasi sebesar 0.087(arah
koefisien positif), yang artinya bahwa setiap penambahan 1 satuan inflasi maka akan meningkatkan ROA
sebesar 0.087 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
Koefisien regresi suku bunga Indonesia sebesar
0.521 (arah koefisien pengaruhnya negatif), yang artinya bahwa setiap
peningkatan 1 satuan BI RATE maka akan menurunkan ROA sebesar 0.521
satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
Kemudian koefisien regresi variabel PDB sebesar
0.103 (arah koefisien pengarunya positif), yang artinya bahwa setiap peningkatan
1 satuan maka akan meningkatkan ROA sebesar 0.103 satuan dengan catatan
variabel lain dianggap konstan.
Koefisien regresi variabel Kurs sebesar -0,503
(arah koefisien pengaruhnya negatif), yang artinya bahwa setiap peningkatan 1 satuan maka akan
menurunkan ROA sebesar 0.503 satuan dengan catatan variabel lain dianggap
konstan. Dan yang terakhir koefisien JUB sebesar -1,419 (arah koefisien
pengarunya negatif). Yang artinya bahwa setiap peningkatan 1 satuan maka akan
menurunkan ROA 1.419 satuan dengan cacatan variabel lain dianggap konstan.
d.
Hasil
Uji Hipotesis
Uji
t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap
variabel terikat. Pengujian ini yaitu dengan membandingkan nilai thitung
dengan ttabel. Jika nilai thitung >ttabel
maka H1 diterima, dan sebaliknya jika thitung < ttabel
maka H1 ditolak. Dan membandingkan nilai probabilitas atau p-value
(sig-t) dengan taraf signifikansi 0,05. Jika nilai p-value < 0,05 maka H1
diterima, dan sebaliknya jika p-value > 0,05 maka H1 ditolak.
Tabel.
4.9
Hasil
Uji t
Model
|
T
|
Sig.
|
Keterangan
|
Hipotesis
|
|
1
|
(Constant)
|
5.525
|
.000
|
Signifikan
Signifikan
Tidak
signifikan
Tidak
signifikan
Signifikan
|
Hipotesis
diterima
Hipotesis
diterima
Hipotesis
ditolak
Hipotesis
ditolak
Hipotesis diterima
|
Inflasi
|
2.417
|
.023
|
|||
BI RATE
|
-4.170
|
.000
|
|||
ln_pdb
|
.607
|
.549
|
|||
ln_kurs
|
-.662
|
.514
|
|||
ln_jub
|
-4.702
|
.000
|
Sumber:
data statistic diolah. 12-05-2016
Hasil
uji t pada variabel Inflasi (X1) seperti pada tabel 4.5 di atas
diperoleh nilai dengan thitung > ttabel sebesar 2.417
> 2.051 atau dengan probabilitas sebesar 0,023 < 0,05. Dengan
demikian H1 diterima, artinya
ada pengaruh yang signifikan Inflasi (X1) secara parsial
terhadap ROA (Y). Dengan demikian temuan
ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa “Inflasi berpengaruh positif
signifikan terhadap profitabilitas bank syariah.”.
Hasil
uji t pada variabel BI RATE (X2) seperti pada tabel 4.5 diatas diperoleh nilai
dengan thitung > ttabel sebesar -4.170 >
2.051 atau dengan probabilitas sebesar
0,000 < 0,05. Dengan demikian H2
diterima, artinya BI RATE (X2) terdapat pengaruh negatif signifikan secara
parsial terhadap ROA (Y).
Hasil
uji t pada variabel PDB (X3) seperti pada tabel 4.5 di atas diperoleh
nilai dengan thitung > ttabel sebesar 0.607 < 2.051 dengan probabilitas sebesar 0,549 yang nilainya
jauh di atas 0,05. Dengan demikian H3 ditolak, artinya PDB (X3)
terdapat pengaruh positif tidak signifikan secara parsial terhadap ROA
(Y).
Hasil
uji t pada variabel Kurs (X4) seperti pada tabel 4.5 di atas diperoleh
nilai dengan thitung > ttabel sebesar -0.662 < 2.051 dengan probabilitas sebesar
0.514 yang nilainya jauh di atas 0,05. Dengan demikian H4 ditolak, artinya variabel Kurs (X4)
pengaruh negatif tidak signifikan secara parsial terhadap ROA (Y).
Hasil
uji t pada variabel JUB (X5) seperti pada tabel 4.5 diatas diperoleh
nilai dengan thitung > ttabel sebesar -4.702 >
2.051 dengan probabilitas sebesar 0,000 yang nilainya di bawah 0,05. Dengan
demikian H5 diterima, artinya JUB (X5) terdapat pengaruh negatif yang signifikan secara
parsial terhadap ROA (Y).
a.
Pengaruh Inflasi terhadap ROA.
Pengujian pada
penelitian ini menunjukkan inflasi
berpengaruh positif signifikan terhadap
ROA pada Bank Syariah Mandiri di Indonesia
tahun 2008-2015. Hasil
pengujian ini menunjukkan bahwa
semakin besar inflasi maka
ROA bank syariah mandiri semakin besar.
Hasil
penelitian ini sama dengan hasil penelitian dari Sahara (2013 )yang menyatakan
bahwa pengujian inflasi menunjukkan hasil
terdapat pengaruh positif terhadap ROA. Hal ini
dikarenakan sistem Bank Syariah
yang tidak menganut sistem
bunga, sehingga uang
yang dikelola tidak akan
terlalu mengalami gejolak
apabila mengalami inflasi
seperti halnya Bank Konvensional.
Dan
jika peningkatan harga yang
dapat dinikmati oleh perusahaan lebih tinggi daripada biaya produksi
yang dikeluarkan, maka profitabilitas perusahaan
akan naik. Dan tentu saja akan mempengaruhi penambahan tabungan di bank
syariah yang akan mempengaruhi profitabilitas bank syaraih.
b.
Pengaruh Suku Bunga terhadap ROA
Hasil
pengujian penelitian suku bunga atau Bi Rate berpengaruh
negatif signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah Mandiri periode 2008-2015. Yang
artinya ketika suku bunga naik maka akan diikuti dengan penurunan
profitabilitas bank syariah.
Hal
ini sesuai dengan teori Karim (2008) yang menatakan bahwa meningkatnya suku
bunga akan diikuti dengan peningkatan suku bunga tabungan, sehingga akan
mengakibatkan nasabah memindahkan dananya
ke bank konvensional untuk
memperoleh pengembalian yang lebih
tinggi. Naiknya suku bunga
bank konvensional akan mempengaruhi kegiatan operasional
bank syariah yaitu dalam
hal pembiayaan dan penyaluran dana.
Bila hal tersebut terjadi maka
pendapatan dan profit bank
syariah akan menurun.
Hasil pengujian ini juga sesuai dengan penelitian Zulifiah Dan Wibowo (2014) yang
menyatakan bahwa suku bunga BI
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank.
Kebijakan suku bunga tinggi
dapat menahan laju inflasi dan menarik dana masyarakat
yang beredar kembali
ke sektor perbankan. Akan
tetapi, suku bunga tinggi
dapat membuat perbankan mengalami NIM (net
interest margin) yang
semakin negatif.
Hal ini disebabkan naiknya
BI Rate akan
memengaruhi kegiatan operasional
Bank Syariah dalam hal pembiayaan dan penyaluran dana, sehingga hal tersebut dapat mengurangi pendapatan dan profit
Bank Syariah. Ketika biaya bunga (cost of fund) yang
dikeluarkan terus meningkat, sedangkan
pendapatan bunga kredit tidak
meningkat dan penyaluran dana ke
sektor usaha dan nasabah lain juga
semakin sulit, maka kondisi
tersebut dinamakan negative
spread.
c.
Pengaruh
Produk Domestik Bruto terhadap ROA
Hasil
pengujian terhadap variabel Produk Domestik Bruto menunjukkan bahwa Produk Domestik
Bruto berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap profitabilitas bank syariah syariah mandiri
di Indonesia periode 2008-2015 karena nilai signifikansinya lebih besar dari
pada 0,05
Hasil ini
sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh
Saputra (2013) yang menyatakan bahwa Produk Domestik Bruto tidak
berpengaruh siginifikan terhadap ROA, Hal ini
juga didukung oleh Satoni
(2014), Stiawan (2009) dan Kurniasari (2012). Jika terjadi
kenaikan atau penurunan
pendapatan nasional maka tidak
mempengaruhi tingkat profitabilitas bank
syariah.
d.
Pengaruh
Kurs terhadap ROA
Berdasarkan
hasil penelitian menyatakan bahwa kurs berpengaruh negative tidak signifikan
terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri. Hasil ini sesuai dengan
penelitian dari Fadjar (2013) yang berjudul “Analisis faktor internal dan
external bank yang mempengaruhi profitabilitas bank umum di Indonesia”. Dari
penelitian yang telah dilakukan Fadjar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa NPL
berpengaruh negative terhadap ROA, BOPO berpengaruh positif terhadap ROA, LDR
berpengaruh negative terhadap ROA, sedangkan CAR, Kurs, tingkat suku bunga dan
inflasi tidak berpengaruh terhadap ROA.
e.
Pengaruh
Jumlah uang beredar terhadap ROA
Hasil
penelitian peneliti menunjukan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh negative
signifikan terhadap ROA bank syariah mandiri periode 2008-2015. Yang artinya
semakin banyak jumlah uang beredar di masyarakat maka semakin rendah
profitabilitas bank syariah mandiri.
Hasil
penelitian ini sesuai dengan teori yang kemukan oleh Sodiq (2014) yang menyatakan bahwa Peningkatan jumlah uang beredar yang wajar akan berdampak
pada peningkatan pendapatan masyarakat, namun jika peningkatannya berlebihan
maka hal ini
dapat memicu terjadinya inflasi yang
akan berakibat pada
menurunnya nilai tabungan
riil masyarakat dan akan
menurunkan kepercayaan masyarakat
untuk menyimpan kekayaannya di
bank, dengan kata lain masyarakat
akan menarik dananya dari
bank untuk mengantisipasi kenaikan
harga barang yang cukup
tinggi. Dan akan mempengaruhi profitabilitas.
Secara teori
apabila jumlah uang
beredar naik, maka suku
bunga akan turun. Penurunan suku
bunga akan menambah investasi dalam perekonomian. Pertambahan investasi ini
akan mempengaruhi kegiatan operasional bank syariah. Dengan naiknya investasi,
permintaan pembiayaan pada bank syariah juga akan meningkat. Dan untuk
selanjutnya akan berpengaruh
terhadap rasio keuangan
bank, salah satunya
rasio profitabilitas yang diwakili
oleh ROA (Sukirno,
2006: 283). Namun pada
periode pengamatan jumlah uang
beredar dari tahun 2008-2015 berpengaruh
negatif terhadap ROA
bank syariah mandiri.
4. KESIMPULAN
a.
Secara
parsial atau uji t ditemukan hasil yang menyatakan bahwa variabel Inflasi (X1)
berpengaruh positif signifikan terhadap
ROA Bank Syariah Mandiri. Dibuktikan dari hasil t hitung sebesar 2.417 dengan
probabilitas sebesar 0,023 yang nilainya di bawah 0,05.
b.
Secara
parsial atau uji t ditemukan hasil yang menyatakan bahwa variabel Suku Bunga (X2)
berpengaruh negatif signifikan terhadap
ROA Bank Syariah Mandiri. Dibuktikan dari hasil t hitung sebesar -4.170 dengan probabilitas sebesar 0,000 yang nilainya di bawah 0,05.
c.
Secara
parsial atau uji t ditemukan hasil yang menyatakan bahwa variabel Produk
Domestik Bruto (X3) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
ROA Bank Syariah Mandiri. Dibuktikan dari hasil t hitung sebesar 0.607 dengan probabilitas sebesar 0,549 yang
nilainya jauh di atas 0,05.
d.
Secara
parsial atau uji t ditemukan hasil yang menyatakan bahwa variabel Kurs (X4)
berpengaruh negative tidak signifikan
terhadap ROA Bank Syariah Mandiri. Dibuktikan dari hasil t hitung
sebesar -0.662 dengan probabilitas sebesar 0.514 yang nilainya jauh di atas
0,05.
e.
Secara
parsial atau uji t ditemukan hasil yang menyatakan bahwa variabel Jumlah Uang
Beredar (X5) berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA Bank Syariah Mandiri. Dibuktikan
dari hasil t hitung sebesar -4.702 dengan probabilitas sebesar 0,000 yang
nilainya di bawah 0,05.
5. REFERENSI
Bank Indonesia (BI). (2013).
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP.
Dendawijaya, Lukman. (2006). Manajemen
Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ismail (2011). Perbankan
Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Dwijayanthi, Febriana dan
Prima Naomi. (2009). Analisis pengaruh Inflasi, BI RATE, dan Nilai Tukar Mata
Uang Terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007. Karisma, Vol.3(2):
87-98, 2009
Fadjar, Arif. (2013). Analisis
Faktor Internal Dan External Bank Yang Memepengaruhi Profitabilitas Bank Umum
Di Indonesia. Journal Of Management And Business Review. Vol. 10 No . 1
Januari :63-77
Ghozali, Imam. (2001). Aplikasi
Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Haron, Sudin.
(1996). Competition and
Other External Determinants
of The Profitability of Islamic
Banks. Islamic Economic Studies IV (1): 49-64.
____________. (2004).
Determinans of Islamic
Bank profitability. Islamic
Economic Studies IV (1): 49-64.
http://www.bi.go.id/
diakses pada tanggal 20 April 2016 Pukul 15.07 WIB
https://www.bps.go.id/
diakses pada tanggal 10 Mei 2016 pukul 20.47 WIB
http://www.kemendag.go.id/
diakses pada tanggal 10 Mei 2016 pukul 19.05 WIB
http://www.syariahmandiri.co.id/
diakses pada tanggal 03 Mei Pukul 13.05 WIB
http://www.worldbank.org/
diakses pada tanggal 10 Mei 2016 pukul 20.30 WIB
Huda, Nurul. (2008). Ekonomi
Makro Islam: Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana Penada Media Grup.
Iskandar, S. (2008). Bank
dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Semesta Asa Bersama.
Karim, Adiwarman A. (2006). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
__________________. (2006). Makro
Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Pers
Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan.
Edisi 1. Jakarta: Rajawali Pers.
Putranti, Ratih Dwi. 2014.
Analisis Pengaruh Bopo, Nim, Suku Bunga, Dan Nilai Tukar Valuta Asing Terhadap
Profitabilitas Bank Umum. Jurnal Akuntansi, Udinus
Rivai, Veithzal,
dkk. (2007). Bank and
Financial Institution Management Conventional & Sharia System.
Jakartaa: PT. Raja Grafindo Persada.
Rosanna, Rizky Dahlia. (2007).
Pengaruh Inflasi, Nilai
Tukar dan Suku
Bunga BI RATE Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah
di Indonesia Tahun
2002-2006. Thesis tidak diterbitkan. Universitas Islam Indonesia.
Yogjakarta.
Rukmana, Amir Macmud. (2010).
Bank Syariah Teori, Kebijakan Dan Sturi Empiris Di Indonesia. Erlangga
Sahara, Ayu Yanita. (2013). Analisis
Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Bi, Dan Produk Domestik Bruto Terhadap RETURN ON
ASSET (Roa) Bank Syariah Di Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen | Volume 1
Nomor 1 Januari
Saputra, Anas Tinton. (2015).
Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2010-2013. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Universitas Muhamadiah Surakarta.
Sodiq, Amirus. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, Produk Domestic
Bruto Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Return On Asset Bank Syariah. Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus.
Soebagiyo, Daryono. (2013). Perekonomian Indonesia. Surakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Stiawan, Adi. (2009). Analisis
Pengaruh Faktor Makroekonomi, Pangsa Pasar Dan Karakteristik Bank Terhadap
Profitabilitas Bank Syariah (Studi Pada Bank Syariah Periode 2005-2008. Tesis
tidak diterbitkan. Magister Manajemen. Universitas Diponegoro.
Sukirno, Sadono.
(2003). Teori Pengantar
Ekonomi Makro. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Sukirno, Sadono. (2002). Pengantar
Teori Makroekonomi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Supardi. (2005). Metodologi Penelitian
untuk Ekonomi dan
Bisnis. Yogyakarta: UII Press.
Supomo, Bambang Dan Nur
Indriantoro. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi &
Manajemen. Yogjakarta: BPFE.
Tandelilin, Eduardus. (2010).
Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Yogjakarta: BPFE.
Utomo, Novianto Satrio. 2009.
Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi Dan Suku Bunga Bi Terhadap Kinerja Keuangan
Pt. Bank Muamalat, Tbk Berdasarkan Rasio Keuangan. Universitas Gunadarma.
Wibowo, Edhi Satriyo, Muhammad Syaichu. (2013). Analisis
Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Car, Bopo, Npf Terhadap Profitabilitas Bank
Syariah. Volume 2, Nomor 2, Halaman
1-10. Issn (Online): 2337-3792.
Zulfiah, Fitri dan Joni
Susilowibowo. (2014). Pengaruh Inflasi, BI RATE, Capital Adequacy Ratio (Car),
Non Performing Finance (Npf), Biaya Operasional Dan Pendapatan Operasional
(Bopo) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2008-2012. Jurnal
Ilmu Manajemen | Volume 2 Nomor 3 Juli.
1 comment:
assalamualaikum mbak, salam kenal....
maaf kalau saya mau memakai jurnalnya untuk tinjauan pustaka boleh??
Post a Comment